Kita Dahulu Pt. 5

2.8K 361 38
                                    

Masih jam 11 siang tapi jeongguk dan mingyu sudah berada diparkiran mall. Tampak masih begitu lenggang, keduanya yang sudah mengganti seragam putih biru mereka dengan baju biasa di toilet pom bensin pun dengan santai berjalan masuk kedalam mall. Tujuannya tidak bukan adalah timezone.

“Lain kali kalau putus itu weekend aja deh gyu, jadi gak perlu bolos”

Mingyu mendengus, jemarinya dengan tidak sabaran memencet tombol lift “Mantan gue aja tuh bangsat banget. Gue yang ganteng nan baik gini mala diputusin, eh dia lebih milih om om gendut, rambut kebanyakan minyak kaya gorengan”

Jeongguk menggeleng, cukup prihatin dengan pola pikir sahabatnya. Kalah kaya aja banyak alasan “Atau paling gak, kalau galau jangan ajak gue bolos cuma untuk hibur lo”

“Kan kita fren. Lo kan lelaki penghibur gue”

“Najis”

Begitu pintu lift terbuka jeongguk buru-buru masuk dan langsung memencet tombol agar mingyu ketinggalan. Tapi rencananya tidak berhasil karena reflek mingyu tidak disangka begitu cepat.

“Hampir kegencet gue”

Jeongguk tidak menanggapi, ia memilih memainkan ponselnya. Mingyu sendiri Cuma melihat sekeliling. Lift itu terlapis cermin dan hanya mereka berdua didalamnya. Ide pun muncul dikepalanya.

“Gguk” pundak jeongguk ditepuk dan remaja itu Cuma berdeham karena sedang asik main games diponselnya.

“Foto yuk. Mumpung sepi nih”

“Sendiri aja sono”

“Ayo lah, untuk gue yang lagi patah hati nih” mingyu menarik belakang hoodie jeongguk hingga sahabatnya itu berada disampingnya. “Senyum bego. Muka lo serem kalau diem”

Jeongguk berdecak kesal tapi tetap menampilkan senyumnya. Hanya setengah. Hanya sudut bibir kanannya saja yang melengkung keatas. Sialnya mala terlihat semakin keren.

Mingyu menunjukan hasilnya pada jeongguk. “bagus nih gguk hasilnya”

“Wih iya nih, ganteng banget gue” jeongguk merebut ponsel mingyu. Memposisikan pada angle yang paling pas.

“Tadi aja sok gak mau lo” mingyu mendengus, menoyor kepala jeongguk dari belakang.

Jeongguk berdecak “Mau ikut gak lo nih”

“ikut lah”

Mingyu melakukan dab, sedangkan jeongguk membawa satu tangannya mengusak poninya kebelakang dan menampilkan jidatnya lalu menaikan dagu. Tanpa keduanya sadari bahwa pintu lift terbuka.

“Ehem”

Kaget. Keduanya reflek berbalik. Mingyu memalingkan wajah kesamping menatap dinding lift bagian sebelah kiri sedangkan jeongguk yang karena kaget hampir menjatuhkan ponsel mingyu pun cepat-cepat menarik tudung hoodienya dan berpura-pura memainkan ponsel mingyu. Ia menunduk. Menolak melihat siapa yang masuk kedalam lift.

Dua orang yang baru masuk itu terdengar menahan tawa. Jeongguk semakin menarik tudung hoodienya. Matanya melihat ujung sepatu converse kuning yang sepertinya ia kenal. Warna kuning yang sudah sedikit pudar, pinggirannya yang ada sedikit sobek, juga coretan Tt ( kecil diujungnya dan tali sepatu yang tampak sedikit lagi akan terbuka karena diikat asal.

Siapa pun tolong bawa jeongguk menghilang saat ini juga.

Begitu pemilik sepatu itu tidak menghadapnya baru jeongguk berani mengangkat wajahnya. Menatap langsung punggung sempit yang begitu ia kenal. Itu taehyung. Kakak crushnya, gebetannya, soon to be boyfriendnya, cowok halte manis dan berpipi rotinya. Rasanya jeongguk ingin membenturkan kepalanya pada dinding lift.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang