Name

6K 550 15
                                    

Mengingat usia kandungan taehyung yang sudah memasuki bulan kesembilan, jeongguk memutuskan untuk bekerja dari rumah work from home istilah kerennya. Ia tidak mau mengambil resiko meninggalkan istrinya sendirian dirumah, apalagi taehyung sendiri tidak mau ditemani sama ibu serta temannya. Ia hanya ingin jeongguk seorang.

Pagi hari ini jeongguk bangun lebih cepat, ia sempat melirik jam digital disamping tempat tidur yang menunjukan pukul 5 pagi. Ia ingin merenggangkan tubuhnya namun terhalang karena taehyung tidur diatas lengannya, dengan perlahan ia pun menarik lengannya. Berhasil, ia lalu memposisikan kepala taehyung pada bantal. Membangunkan diri dalam posisi duduk, jeongguk memijat lengannya pelan yang kini terasa sedikit kebas karena menahan beban dalam waktu cukup lama.

Jeongguk tersenyum lembut dan sedikit terkekeh geli melihat posisi tidur taehyung yang berantakan. Matanya setengah terbuka, bibirnya manyun, kaos kebesaran yang ia pakai sudah naik hingga dada sehingga perut bulat besarnya terlihat jelas, belum lagi celana pendek longgarnya yang ikut-ikutan naik menampilkan paha mulusnya. Tahan gguk, tahan. Istri mu sedang hamil tua. Eh tapi bukannya kalau celup-celup mala membuat jalur keluar baby jadi lebih mudah? Astagfirullah, jeongguk menggeleng brutal menghilangkan pikiran kotornya.
“Pagi sayang” ucapnya pelan sembari bibir itu mendarat dikening taehyung cukup lama. Kemudian ia bergerak kebawah, ingin menyapa baby kecilnya “Pagi juga untuk jagoan ayah” kecupan jeongguk berikan diatas pusar taehyung yang menonjol. Ia juga sempat mengelus perut itu sebentar kemudian terkejut karena sang baby merespon dengan tendangan ringan. Taehyung sendiri sama sekali tidak terganggu. Ia masih nyaman dalam tidurnya.

Jeongguk beranjak turun dari tempat tidur, mengambil selimut yang sudah mengenaskan dibawah, menarik kaos taehyung turun dan memakaikan selimut itu melingkupi tubuh buntalnya.



Sudah tiga puluh menit jeongguk berlari mengelilingi komplek perumahannya, kini ia sedang berjalan santai memasuki perkarangan rumahnya dengan menenteng kantong plastic putih trasnparan. Begitu ia membuka pintu ia langsung disambut wajah kesal taehyung yang cemberut.

“Mas dari mana?” taehyung berdiri didepan pintu begitu jeongguk membukanya. Tangannya memegang majalah fashion yang digulung lalu memukul-mukulnya ke telapak tangannya sendiri.

“Jogging dek” jeongguk tersenyum lebar, tangannya mengangkat kantong plastic yang ia bawa “Ini tadi mas sempat beli bubur ayam”

Plak

“Aduh, kok tangan mas dipukul?”

“Kenapa mau lagi?” taehyung mengangkat gulungan majalah itu tinggi-tinggi, jeongguk pun reflek melindungi kepalanya dengan tangan.

“Enggak dek enggak” ia menyengir penuh pengampunan padahal ia juga gak tahu salahnya apa.

Taehyung pun menurunkan gulungan majalah itu lalu melemparnya ke sofa yang tak jauh dari dirinya berdiri. “Makanya kalau pergi itu izin dulu” ia pun berjalan menuju dapur, sebelumnya ia sudah merampas kantung plastic yang jeongguk bawa sedari tadi.

Jeongguk mengikuti taehyung dari belakang, ia tersenyum kecil melihat istrinya itu merajuk hanya karena ia pergi tanpa bilang “kan kamu lagi tidur dek, gimana mas mau pamit?”

Taehyung yang sedang membuka wadah bubur pun terdiam sejenak “Oh iya yah, eh tapi kan mas bisa tulis note atau apa kek gitu. Pinter dikit dong mas masa gitu aja gak ngerti” ini nih satu lagi kebiasaan taehyung saat hamil, omongannya makin pedes.

“Iya maaf ya”

“Jangan maaf maaf aja, mas pikir adek gak panik pas bangun gak ada mas? Adek pikir mas diculik mbak kunti”

Jeongguk melotot ngerih. Demi apapun ia masih trauma akan makhluk yang satu itu. Dahulu saat ia masih kuliah, ia menjadi salah satu anggota mapala sebelum akhirnya ia memilih berhenti karena sebuah tragedi yang masih ia ingat sampai sekarang. Saat itu ia mendaki sebuah gunung sialnya ia terpisah dari rombongan, ia tersesat sebelum akhirnya ditemukan tengah malam dibawah pohon besar sambil dipeluk oleh makhluk berambut panjang kumal dengan baju panjang berwarna putih dengan banyak noda tanah dan darah. Belum lagi mukanya yang setengah hancur.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang