Malam ini tidak ada acara spesial namun entah ide darimana jeongguk yang baru pulang kerja membawa sekantung besar belajaan dan mengajak keluarga kecilnya memanggang ayam ditaman belakang sambil menikmati malam sabtu yang kebetulan begitu cerah tanpa awan dengan taburan bintang dan terang bulan yang bersinar begitu indah.
Taehyung baru akan membawa wadah berisi ayam yang sudah dimarinasi ke taman belakang tapi tangan jeongguk bergerak lebih cepat. Lengan kokoh itu melingkar dari balik tubuh taehyung, bisa taehyung rasakan hangat tubuh jeongguk dipungungnya. Suaminya itu memeluknya cukup erat.
“Biar mas aja ya sayang” jeongguk mengambil alih wadah ayam dan tak lupa memberi kecupan manis dipipi gembil taehyung. Lelaki itu berjalan riang menuju pintu penghubung dapur dan taman belakang.
Taehyung menggeleng, cukup heran dengan sikap jeongguk yang begitu antusias untuk acara makan malam mereka kali ini. Tak mau ambil pusing, taehyung meraih melon didalam kulkas dan mulai memotongnya. Potong dua kali, masuk ke wadah sekali dan masuk ke mulut sekali. begitu terus sampai satu bulat buah melon selesai ia potong.
“Bunda~”
Taehyung menoleh, ia mendapati iyel yang berdiri dibalik daun pintu. Kepalanya menyembul lucu dengan alis berkerut dan bibir mengerucut menggemaskan.
“Kayel sayang kenapa hm? Sini” taehyung berjongkok, merentangkan tangan menyambut tubuh gendut yang siap menubruk tubuh rampingnya. Iyel memeluk leher taehyung.
“Kenapa kak? Kok cemberut?”
Iyel melonggarkan pelukannya, ia kembali berdiri tegak dikedua kakinya. Mata bulat iyel menatap langsung pada bola mata coklat hangat taehyung. “Hmm itu bun”
Taehyung sabar menunggu iyel melanjutkan penjelasannya, lelaki cantik itu meraih jemari anaknya, menghantarkan tenang pada iyel.
Hembusan nafas iyel terdengar begitu dramatis “Bunda aja ya yang masak. Jangan ayah”“Emang kenapa kalau ayah?”
“Pokoknya bunda aja ya bun, ya ya ya?”
Taehyung semakin bingung, seingatnya jeongguk cukup baik dalam memasak. Ia tidak pernah melakukan kesalahan fatal, hanya sekedar keasinan atau gosong saja. Tidak pernah yang benar-benar tidak enak atau pun berpotensi meracuni.
“Bunda~”
Rengekan iyel menyadarkan taehyung dari lamunanya sendiri. Ia tersenyum, mengelus alis iyel yang masih berkerut. “Kita ke taman dulu ya? Biar bunda lihat ayah berbuat aneh apa lagi. oke?”
Iyel mengangguk “Oke. Tapi gendong ya bun hehe”
Taehyung menyentil puncak hidung iyel “Udah gede oh kak, masa gak malu digendong”
Iyel merentangkan tangannya, tidak peduli seberapa besarpun ia, ia ingin selalu dimajakan oleh kedua orangtuanya. Taehyung mengangkat tubuh yang tidak bisa dibilang ringan itu. mengelus-elus punggung sempit putra sulungnya sayang.
Begitu sampai ditaman belakang, semuanya terlihat normal. Tidak ada yang aneh dengan jeongguk berdiri didepan pemanggang dengan cepitan untuk membalik ayam dan illa yang duduk santai diatas meja dengan kedua tangan memegang sosis panggang. Taehyung menurunkan iyel didekat illa dan bayi perempuan membagi satu sosis ditangannya untuk sang kakak. Kedua anak itu pun makan bersama.
Taehyung mendekat pada jeongguk, ia membawa tangannya menelusuri pinggang sang suami, dan menyandarkan pipi pada bahu tegap itu. jeongguk mengelus tangan ramping dipinggangnya.
“Adek duduk aja, ini udah mau selesai kok”
Taehyung Cuma berdeham, tujuannya memang bukan mau membantu. Ia melirik pada pemangang didepan jeongguk seketika bola matanya melebar.
“Mas itu apa?”
“Ayam. Kan menunya ayam panggang dek”
Taehyung mengerjap, ia menjulurkan kepalanya lebih dekat kemudian memandang wajah jeongguk penuh tanda tanya. “Itu beneran ayam?”
Jeongguk mengangguk polos, jujur ia juga bingung dengan pertanyaan taehyung. Jelas-jelas itu ayam kenapa harus ditanyakan lagi.
“Kok aneh?”
“Aneh gimana sih dek?”
“Aneh itu mas”
“Ya aneh gimana? Gak ada yang aneh sama ayam dipanggang. Ayam kampus baru aneh”
Jeongguk meringis karena tidak sempat menghindari cubitan kilat taehyung dipinggangnya.
“Ayam kok ada mukanya gitu”
Jeongguk berbalik, memandang wajah taehyung yang masih mengernyit. “Mas beli ayam yang gak pakai kepala loh dek, jadi gak mungkin ada mukanya”
Taehyung membalik tubuh jeongguk, ia mengarahkan wajah tampan suaminya itu pada pemanggang. “Tuh lihat, lihat. Ada mukanya kan?”
“Loh iya, kok ada mukanya?”
“Ya mana adek tau, kan mas yang masak. Pantesan tadi iyel minta adek aja yang masak bukan mas”
“Ini paha loh dek, kok bisa ada mukanya?”
“Dibilang gak tau mas”
“Dek?”
“Ihh adek gak tau”
“Kaya serial azab gitu mukanya. Aneh banget” jeongguk mencapit paha ayam yang sudah dipanggang dengan wajah meringis jijik. “Dek ini mau diapain jadinya?”
“Mas makan dong, kan mas yang masak”
“tega kamu sama suami mu ini?”
Taehyung menahan bibirnya untuk tersenyum lebar karena sungguh wajah dramatis jeongguk benar-benar menggelikan. “Tega tega aja sih”
“Yel~~ mau paha ayam gak?” jeongguk berjalan mendekat pada iyel dan illa yang hampir selesai mengunyah sosis.
“No!! iyel gak mau! Ayah sana jangan dekat-dekat”
“Illa?” jeongguk beralih pada putri kecilnya.
Bayi cantik itu menatap bingung bunda dan kakaknya yang menggeleng tanpa suara dan sang ayah yang tersenyum penuh maksud terselubung.
“Yah no no”
3 vs 1
Jeongguk pun pasrah meletakan paha ayam kena azab kedalam piringnya sendiri dengan bibir mengerucut sebal. “Fine, ayah yang makan”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Adek
Random"Dek boleh?" tanya jeongguk lembut. dengan rona merah, taehyung pun mengangguk malu. hanya kisah kecil tentang pernikahan Mas Jeongguk dan Dek Taehyung yang manis dan sederhana kookv fanfiction