Sampai Hari Minggu

4K 437 30
                                    

Jeongguk berjongkok didepan kulkas. Niat awal hanya ingin mengambil minuman soda, namun udara dingin yang menerpa wajahnya begitu nyaman untuk dilewatkan. Jadi sudah lebih lima menit kepala keluarga jeon ini berdiam diri sambil memejamkan matanya didepan kulkas yang pintunya terbuka. Bahkan kepalanya semakin menjulur maju menggapai hawa sejuk yang mengikis jumlah keringat di keningnya.

“Astaghfirullah, bapak ngapain?”

Jeongguk menoleh, mendapati asisten rumah tangganya –mbak win berdiri dipintu dapur dengan membawa ember dan pel. “Bapak cari sesuatu? Biar saya cariin pak”

“Gak usah mbak. Saya cuma ngadem”

Mbak win mengangguk asal, bukan karena mengerti namun karena heran melihat tingkah tuan rumahnya ini yang kelihatannya begitu berwibawa ternyata suka melakukan hal random diluar nalar. “Mas taehyung gimana pak? Udah enakan?”

Jeongguk mengambil sodanya, menyesapnya singkat lalu mengangguk “Udah, baru aja tidur makanya saya bisa disini. Soalnya gak mau lepas”

Mbak win tersenyum maklum “Biasa itu pak, pasti lagi manja-manjanya”

Aroma pasta tomat, keju, pepperoni dan roti yang dipanggang tercium begitu jeongguk membuka kotak pizza yang paling atas. Empat tumpuk kotak pizza itu sudah datang sejam yang lalu. Sudah tidak begitu hangat namun masih enak. Buktinya dalam empat suapan jeongguk bisa menghabiskan satu slice.

Mulutnya menggembung, ia mengunyah sambil mengangguk-anggukan kepala. Begitu menikmati rasa gurih didalam mulut. Tangannya tidak diam. Ia mengeluarkan dua kotak teratas dan membiarkan dua kotak tersisa didalam ikatan. Satu slice lagi ia raih dan memasukan dalam mulut. Membiarkan setengahnya menggantung sambil matanya tidak lepas dari layar ponsel. Menggulir layar itu yang menunjukan ruang obrolan dengan mingyu mengenai keadaan kantor hari ini.

“Pak, saya permisi pulang ya” mbak win sudah rapi lengkap dengan jaketnya bersiap untuk pulang. Jeongguk hendak menjawab sebelum terpotong oleh ponselnya yang menjerit. JK’s muncul dilayar. Tak mengangkat, jeongguk mala mengantongi ponsel itu.

“Iya mbak. Oh itu pizzanya dibawa, maaf nahan mbak lebih lama selama saya ngantar tae ke rumah sakit tadi”

“Enggak papa pak. Gak perlu repot-repot, kan saya sudah digaji”

“Haha gak apa mbak, saya pesannya sekalian kok” jeongguk membawa dua kotak pizza yang sudah ia makan dua slice, tangannya yang menganggur membawa soda. “Saya keatas dulu ya, Ibu beruang udah manggil”

Mbak win mengangguk dan tersenyum “Pak, selamat ya” dan jeongguk berbalik, memberikan senyum tulus dan anggukan kepala pada asisten rumah tangganya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Hei Bumil” Jeongguk menyandar pada pintu kamar, tangannya penuh dengan pizza dan soda.

“Lama”

“Ya kan ngambil pizza dulu” berjalan mendekat, jeongguk meletakan barang bawaannya diatas tempat tidur lalu berjongkok disisi taehyung, menyentil hidung bangir itu pelan “Kok udah bangun? Kepalanya udah gak pusing?”

Taehyung cemberut, meraih tangan jeongguk dan membimbingnya menuju kepalanya sendiri “Masih” rengekan itu terdengar begitu menggemaskan membuat kekehan pelan dari jeongguk keluar.

Tanpa banyak kata jeongguk bergerak membenarkan posisinya, duduk dibelakang taehyung dan membiarkan istri cantiknya itu bersandar pada dadanya. Ia mulai memijat lembut kepala taehyung. Mengantarkan rasa nyaman dan rileks hingga taehyung pun memejamkan matanya, bibirnya yang cemberut berubah menjadi lengkung senyum indah kesukaan jeongguk.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang