Ayah nangis?

5.9K 528 25
                                    

Jeongguk terbangun karena merasakan basah dipipinya, begitu lengket dan hangat, mata jeongguk enggan terbuka karena masih sangat mengantuk. Tak lama rasa basah itu semakin melebar. Yang tadinya hanya dibagian pipi kini berbindah ke hidungnya. Dahi jeongguk mengernyit karena tidak nyaman dan suara cekikian tertahan disebelahnya. Matanya pun perlahan terbuka. Jantungnya berdetak cepat, bahkan tubuhnya tersentak sedikit. Kaget sekali melihat mata bulat iyel yang menatapnya. Bayi gendut itu berbaring diatas tubuh jeongguk dengan mulut terbuka mengalirkan liur dan taehyung disamping mereka pun melepaskan bekapan pada mulutnya sendiri, sekon berikutnya tawanya pun tersembur keluar, begitu kuat hingga jeongguk mendengus sebal.

“Seneng banget ya kamu dek masnya diilerin begini” jeongguk bangkit duduk sambil mengangkat iyel tapi anaknya itu menggeliat tak mau digendong, ia memilih berguling kesamping. Hampir saja menabrak tubuh taehyung kalau saja taehyung tidak bergeser dengan cepat.

Taehyung mengambil tisu basah dimeja nakas ingin mengelap wajah jeongguk tapi jeongguk menahannya. Suaminya itu mengambil tisu basah ditangan taehyung dan memberikannya pada iyel yang masih asik berbaring dengan menaikan kedua kakinya tinggi dan meraihnya dengan jemari gendutnya.

“Yel, lapin wajah ayah dong”

Mengerjap pelan lalu iyel berguling terkurap dan perlahan berusaha duduk. Jemari kecil nan gendut itu meraih tisu yang jeongguk berikan. Jeongguk pun tersenyum senang, ia menyodorkan wajahnya mendekat pada iyel. Bayi itu mulai mengelap.

“Anak ayah penuru- adohh” belum selesai jeongguk memuji tapi bayi gendut itu merubah acara mari mengelap wajah ayah menjadi mari memukul dengan sekuat tenaga. Mata jeogguk memejam dan tangannya berusaha menyingkirkan serangan iyel. Demi apa pukulan dihidungnya sangat sakit.

Jeongguk menahan tangan iyel kemudian ayah muda itu mengangkat iyel dan dengan pelan ia membanting iyel. Melakukan gerakan seperti pemain smackdown yang dulu pernah ia tonton saat masih kecil. Kini iyel terbaring dengan kedua tangan tertahan diatas kepala oleh jeongguk. Ayahnya itu menaikan baju yang iyel seketika menyembulkan perut buncit penuh lemak bayi. Jeongguk langsung menenggelamkan wajahnya disana, menggesekan dagunya yang sedikit kasar karena belum bercukur. Iyel tertawa sangat lepas dan sesekali ia menjerit yah op meminta ayahnya untuk berhenti.

“Udah mas, muka iyel udah merah itu kebanyakan ketawa” taehyung memukul bokong jeongguk.

Jeongguk berhenti, masih didepan perut buncit iyel, jeongguk menoleh menatap taehyung dengan alis yang ia naikan menggoda. “Serang bunda” jeongguk menarik taehyung berbaring, menaiki tubuh montok itu dan menggelitik setiap bagian yang bisa ia gapai. Taehyung terbahak hingga terbatuk. Iyel merengut, ia bangkit berusaha berdiri di kedua lututnya dengan sempoyongan lalu dengan tangan terangkat keatas ia menjatuhkan diri dipunggung jeongguk.

“Yah no” tangan kecil itu memukul punggung jeongguk sampai bunyi plak nyaring terdengar. Walau masih kecil tapi tenaga iyel cukup mengerikan, jeongguk yakin punggungnya pasti merah sekarang.

“Oke oke ayah menyerah” lelaki itu berguling lalu tengkurap diatas ranjang sambil memejamkan matanya. Taehyung menggeleng dan memukul bokong jeongguk “Ih, mas mandi sana”

Iyel mengikuti, memukul bokong ayahnya “Yah di”

Jeongguk mengerang “Ahhhhh malas kerja”

“Heh. Gak boleh gitu. Ntar miskin”

“Gak apa dek bisa makan cinta”

“Ya gak mau, kan adek mau foya-foya”

Jeongguk tergelak, ia bangkit duduk dan menangkup pipi taehyung hingga bibir merah itu mengerucut seperti bebek. “Bener, jangan mau mas ajak susah. Tuntut mas terus biar kita sama-sama jalan kedepan gak mundur kebelakang” bibir itu jeongguk kecup.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang