“Hahaha”
“Ih bukan gitu ayah”
“Hahaha” masih dengan nada malas yang sama hanya sedikit lebih keras saja.
“Ayah! Penyihir itu serem ketawanya bukan malas” iyel menatap sebal jeongguk. lengan gendutnya menyilang didada.
“Ulangi ya” ucap iyel dengan senyum kesal yang begitu ketara, berusaha sebaik mungkin untuk tidak emosi kepada ayahnya sendiri.
Bocah itu kembali mengangkat buku berwarna coklat yang berisi naskah drama sekolah yang akan ia tampilkan pekan depan pada acara pentas seni sekolah. Diberi kerpercayaan menjadi peran utama yaitu pangeran penjelajah membuat iyel berusaha sangat keras berlatih setiap hari dirumah. Seperti minggu pagi ini, bahkan matahari belum sepenuhnya menampakan sinarnya namun iyel dan partner favoritnya yang tidak lain ayahnya sendiri sudah berada diteras belakang beradu acting yang jelas tidak seberapa.
“Penyihir dan dua katak raksasanya pun muncul menghadang pangeran” baca iyel dengan begitu lancar. Bocah itu meletakan kembali buku coklat lalu memberi jarak cukup pada jeongguk yang berdiri dengan celana pendek serta hoodie menutupi kepalanya –anggap saja jubah.
Iyel berjalan mendekat dan jeongguk merentangkan tangannya lebar-lebar. Iyel tampak terkejut dan mengambil satu langkah mundur. Tangan kecilnya menarik pedang mainan yang tersemat disamping tubuhnya.
“Mundurlah penyihir jelek atau kau akan menyesal” ucapnya lantang, menunggu tanggapan penyihir yang tidak juga memberi respon.
Iyel melototin jeongguk menyuruhnya untuk segera menyuarakan dialognya tapi ayahnya itu tampak bingung lalu membolak-balik buku naskah. “Tunggu-tunggu ayah salah halaman” tangannya sibuk mencari halaman yang benar.
“Nah udah ini. Kita mulai ya”
Iyel menghembuskan napas begitu keras “No. I am done” kaki kecilnya berlari masuk kedalam rumah dan langsung menemukan taehyung didapur dengan apron kelinci lucu. Tanpa peringatan bocah itu memeluk pinggul bundanya.“Ayah nyebelin” ucapnya pelan.
Taehyung mematikan kompornya, melepaskan lingkar lengan iyel pada dirinya lalu berlutut menyesuaikan dengan tinggi putra sulungnya. Memandang bola mata yang bersinar kesal dengan air yang terkumpul. Taehyung pun menarik iyel dalam pelukannya, membiarkan anaknya itu melampiaskan emosi yang dirasakan.“Ayah gak suka ya bun bantu kayel latihan drama?”
“Siapa bilang? Ayah tuh suka banget loh, semangat banget kalau bantuin kayel”
Iyel cemberut “Tuh tadi buktinya ayah nyebelin, gak semangat, malas terus salah terus. Kan kayel kesel bun, capek tau”
Taehyung yang mendengar curhatan iyel pun mengelus rambut lembut putranya “Ayah cuma lagi capek. Ayah baru pulang loh kak terus langsung bantuin kayel. Belum tidur ayah tuh” dengan perlahan taehyung mencoba memberi pengertian pada pangeran kecilnya.
Iyel baru ingin membuka suara namun ia langsung mengurungkan dan kembali menenggelamkan wajah diceruk leher sang bunda begitu mendengar langkah jeongguk mendekat.
Benar saja tidak lama jeongguk muncul dengan tampang sayu. Lelaki itu menatap dua malaikat yang begitu ia sayangi saling berpelukan. Maaf, ucap jeongguk tanpa suara yang dibalas gelengan oleh taehyung.
Jeongguk ikut berjongkok. Ia mencoba melepas rengkuhan iyel namun anaknya menarik tangannya dan kembali memeluk leher taehyung. Jeongguk pun tidak menyerah, ia mengelus punggung mungil sang anak.“Ayah sorry ya kayel. Ayah janji bakal serius. Ini ayah udah hapal dialognya jadi gak perlu baca lagi, gak perlu salah halaman lagi” ucapnya dengan begitu lembut mencoba membujuk iyel yang jelas sedang ngambek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Adek
Random"Dek boleh?" tanya jeongguk lembut. dengan rona merah, taehyung pun mengangguk malu. hanya kisah kecil tentang pernikahan Mas Jeongguk dan Dek Taehyung yang manis dan sederhana kookv fanfiction