Jeongguk melangkah terburu dari parkiran menuju perpustakaan pusat universitas. Seragam basket yang terlapis jaket training yang tidak terkancing pun berkibar seiring langkah cepatnya. Pandangannya fokus kedepan, ia tidak peduli dengan pandangan sekitar yang terpesona oleh kibaran rambut lembut berantakan dikepala berheadbandnya. Jeongguk terus melangkah hingga mencabai pelataran perpustakan, begitu kakinya menapak anak tangga kedua, matanya melihat taehyung keluar dari pintu perpustakaan. Senyum tentu tak bisa ia tahan begitu melihat kekasihnya tampak begitu cantik dengan kemeja berwarna army. Namun senyum jeongguk menghilang begitu sadar dengan cara jalan kekasihnya itu. Begitu pelan dan hati-hati.
“Kaki kamu kenapa?”
“Gak papa”
Jeongguk memicing, menatap kaki kiri taehyung yang sengaja bersembunyi dibalik kaki kanan. Jeongguk mengangkat kakinya tinggi. “Ahhh iya-iya gak bohong. Kaki tae sakit tadi jatoh, jangan diinjek”
Jeongguk menurunkan kakinya kembali sambil menghela nafas “Makanya jangan bohong. Mana sini biar aku liat” menurunkan badannya dalam posisi jongkok, jeongguk menaikan celana taehyung dan langsung menemukan ruam biru yang sedikit bengkak dipergelangan kakinya. Ia mendongak melihat taehyung yang menunduk menatapnya.
“Kaki kamu terkilir ini. Kita kedokter”
“Gak”
“Taehyung.nurut.sama.aku”
“Tapi kamu kan harus tanding”
Jeongguk mengambil ponselnya, mengetikan sesuatu lalu mengantonginya kembali disaku jaket. “Masih sempat, pertandingannya setengah jam lagi kok”
“Maaf”
“Apaan maaf-maaf” jeongguk menarik hidung bangir taehyung hingga sedikit memerah. Sang korban pun meringis sebal. “Emang paling bener kamu aku gendong kemana-mana”
Jeongguk berbalik, menunjukan punggung lebarnya. Berjongkok didepan taehyung lalu menoleh “Ayo cepat naik”
Taehyung tersenyum, menubrukan tubuhnya pada punggung lebar itu. Ia melingkarkan tangannya pada leher jeongguk. Perlahan jeongguk berdiri dan sedikit membenarkan posisi taehyung digendongannya membuat taehyung seperti sedikit dilemparkan.
“Aku berat gak sih gguk?”“Banget”
“Ihh” taehyung memukul bahu jeongguk membuat sang empu tartawa puas “Turunin aja deh aku” bukannya menurut, jeongguk berlari kencang sambil berteriak go. Taehyung ikut berteriak karena kaget dengan gerakan tiba-tiba jeongguk. Reflek ia pun semakin mengeratkan pelukan pada leher itu, bahkan kini ia juga menenggelamkan wajah disana. Sedikit malu melihat sekitar banyak mata yang menatap mereka.
Begitu sampai dimobil, jeongguk meminta taehyung membuka pintu mobil. setelahnya ia mendudukan taehyung dikursi penumpang dengan perlahan takut menyakiti kekasihnya itu. Ia memutar mobil dan masuk kedalam mobil. mereka pun meninggalkan area perpustakaan menuju rumah sakit universitas yang paling dekat.
“Jadi kenapa kamu bisa jatuh?” jeongguk melirik taehyung disela kegiatan menyetirnya.
“Aku mau ambil buku tapi aku gak sampai. jadi aku lompat-lompat buat ambil pas dapat terus kepleset jatuh deh”
“Terus ada yang liat?”
“Ya ada kan suaranya gedebum gitu”
Jeongguk menahan senyum menatap taehyung yang bercerita dengan wajah imut serta bibir yang cemberut. Jangan lupakan juga gerakan tubuh saat mempraktekan posisinya jatuh. “Jadi ada yang tolongin?”
“Ada tapi mereka ketawa dulu. Mau nangis aku tuh”
Tawa keras menyembur keluar dari jeongguk, gagal sudah ia menahan tawa dari tadi. Salahkan ekspresi melas taehyung yang begitu jenaka. “Ihh kamu kok ikutan ketawa. Sebel banget. Dahlah aku ngambek”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Adek
Random"Dek boleh?" tanya jeongguk lembut. dengan rona merah, taehyung pun mengangguk malu. hanya kisah kecil tentang pernikahan Mas Jeongguk dan Dek Taehyung yang manis dan sederhana kookv fanfiction