Delapan🌼

80.1K 7.1K 877
                                    

Warning, bersegeralah menjauhi cowok kasar kalau kamu tidak ingin terluka.
(_)
~gue, syahfa~

*H A P P Y R E A D I N G*

"Mana tugas gue." Ujar Razan pada Syahfa yang sudah berdiri di hadapan nya. Sementara Syahfa, ia tak menyahut.

"Woi tugas gue mana? Malah diem. Budek Lo?" Maki Razan tepat di hadapan wajah Syahfa.

Syahfa diam bergeming. Seakan-akan mulut nya terkunci rapat-rapat. Syahfa meremas rok sekolah nya dengan erat. "T-tu-gas Nyaa...." Ucap nya terbata.

Razan memajukan langkah nya. "Kanapa?jangan bilang kalau belum siap!" Kan, belum apa-apa saja Razan sudah emosi. Apalagi Syahfa berkata apa yang telah terjadi.

Syahfa menggeleng cepat. "T-tugas nya jatuh d-di genangan air." Tutur Syahfa pelan. Razan membulat kan mata nya. Memasang raut wajah begitu marah.

"Tapi itu gue gak sengaja. Ada yang nabrak gue dan bikin gue sama kertas itu jatuh." Tutur Syahfa cepat, dengan satu tarikan nafas.

Razan melangkah mendekat. Tangan nya menarik rambut terurai panjang milik Syahfa. Menyeret Syahfa menuju teras kelas nya. Adegan itu mengundang ekspresi terkejutan dari orang sekitar yang tengah menyaksikan.

"Aww sakittt." Ringis Syahfa memegang rambut nya, berusaha untuk melepas kan tangan Razan. Namun, Razan sangat kuat mencengkram rambut nya.

"LO TAU? ITU TUGAS GUE DARI PAK DERI! DAN LO TAU KAN AKIBATNYA APA KALAU GAK NGUMPUL TU TUGAS!"

"OH ATAU JANGAN JANGAN LO SENGAJA?! BUANG TUGAS GUE? MAU BALAS DENDAM LO HAH?! ATAS APA YANG BOKAP LO LAKUIN KEMAREN?!" Razan semakin kuat mencengkram rambut Syahfa.

"Gue gak sengajaaaa. Dan gue gak bermaksud. Stop kak sakittt...." Lirih Syahfa menetes kan air mata nya. Tak ada yang berani melerai, mereka hanya mempertonton kam saja, bahkan sahabat Syahfa pun hanya menyaksikan, tak mau melerai. Kalau soal Razan, pria itu tak akan memandang wanita sekalipun, Semua dipukul rata. Begitu pecundang bukan?

Bahkan orang-orang yang menyaksikan tersenyum melihat Syahfa diperlakukan seperti itu.

"IRI LO? IRI? KARNA BOKAP LO LEBIH PERCAYA GUE DIBANDING ANAK KANDUNG NYA? YA JELAS LAH LO ITU ANAK PEMBAWA SIAL!" Hardik Razan.

"Inti nya deh ya, kalau Aka gak mau sama Bianca gue mah siap menampung." Ujar Dewa yang berjalan di belakang Aka. Kini mereka tengah berjalan bergerombolan dengan jaket kulit bertulis kan Raptor di punggung nya. Dan lambang ular cobra di lengan kanan. Mereka baru saja tiba di sekolah.

"Yeee! Lo main nampung-nampung Bae!" Celetuk Yogi.

"Gue duluan tuh yang kenal Bianca, jadi harus gue lah." Sahut Revan.

"Ada apaan tuh rame-rame?" Ucap Fatur melihat sebuah kerumunan didepan kelas IPS 5. Sontak mata Mereka melihat kearah kerumuman itu.

"LO KALAU MAU BALAS DENDAM GAK GINI CARANYA!! LO TAU? LO ITU CEWEK MURAHAN! CEWEK GAK PUNYA HARGA DIRI!!"

"Ada apaan tuh?" Ucap Dewa. Langah mereka tertuju menghampiri kerumunan itu. Membelah kerumunan yang begitu ramai. Mata mereka mampu menangkup Razan yang sedang menjambak rambut Syahfa. Mereka terkejut dengan adegan yang mereka saksikan sekarang. Terlihat Syahfa yang menangis terisak disana.

Razan menarik senyuman miring nya, semakin menguat kan jambakan. "Lo itu cewek murahan! Cewek Gak punya harga diri! Gak tau malu! Dibayar berapa Lo hah?!"

AKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang