DuaBelas🌼

80.3K 7.2K 464
                                    

Hanya Tuhan tempat berbagi cerita terbaik.
~~~~

°H A P P Y R E A D I N G°
••••

Syahfa tersentak, ia langsung terduduk dari baring nya. Nafas nya menderu sekarang, keringat nya juga bercucuran. Syahfa menatap sekeliling, Setelah memastikan, ia menghela nafas nya panjang. "Nightmare." Gumam nya.

Syahfa spontan menutup wajah nya menggunakan kedua telapak tangan. Tak hanya sekali dua kali Syahfa mengalami mimpi buruk, dapat di katakan hampir setiap hari. Namun, kali ini mimpi nya begitu terasa sangat buruk.

"Kenapa sih? Kenapa gue selalu mimpi buruk?"

"Setidaknya gue bisa ngerasain gimana itu mimpi indah yang setiap orang rasain. Gak real life gak mimpi semua buruk. Kenapa? Kenapa gue gak bisa bahagia? Apa udah takdir gue harus selalu tersiksa?"

"Jujur gue capek, capek bangettt ngadepin semuanya. Capek pura-pura untuk selalu kelihatan bahagia, Capek untuk selalu tersenyum, Capek untuk selalu kelihatan baik-baik aja, Tapi mau gimana lagiii?"

"Bahagia gue cuman settingann!!." Jerit Syahfa pada ketelungkupan kepala nya pada guling bermotif bunga itu.

Syahfa membuang nafas nya panjang, ia menarik seulas senyuman. "Lo harus kuat Syahfa! Masa gini aja lemah? Ingat selalu tersenyum Okey!"

Syahfa meraih ponsel yang tergeletak di meja samping kasur nya. Menatap jam yang tertera pada layar ponsel itu.

02.45

Syahfa mengambil scrunchy biru laut milik nya. Mengambil juntaian-juntaian rambut yang tergerai itu, lalu mengikat nya.

Syahfa beranjak dari tempat tidur itu menuju kamar mandi. Mengambil air wudhu dan melakukan shalat tahajud. Menurut nya hanya sang pencipta yang dapat menenangkan keluh kesah yang ia alami.

"HAIII AKAAA." Sapa Syahfa yang langsung duduk disamping Aka.

Revan berdecak. "Lo ngapain kesini sih? Tempat lain juga banyak yang kosong." Ketus nya.

"Yee biarin! Orang gue mau deket Aka." Balas Syahfa. "Haii." Sapa nya lagi dengan senyuman, menatap Aka yang berada disamping nya. Namun Aka menghiraukan Syahfa, Aka sibuk menyantap bakmi yang ia beli.

"Selamat makan." Ucap Syahfa melirik Aka lalu beralih pada roti bakar yang ia beli tadi. Syahfa hanya membeli roti bakar dan es teh. Menghemat uang untuk ongkos ia pulang nanti.

"Kelihatan kere banget makan nya roti bakar." Sindir Dewa.

"Tuh tau." Sahut Syahfa dengan senyum nya.

"Tadi malem aku ngalamin nightmare loh. Capek tau mimpi buruk terus. Kamu tadi malam mimpi indah gak?" Tanya Syahfa, meskipun ia tahu walaupun Aka tak akan merespon nya.

"Aku rindu, kangen. Asal kamu tau merindukan orang yang bukan milik kita itu sakit nya bukan main. Dan kamu rindu aku gak sih?"

"Mending Lo cabut deh, Fa! Bikin gak nafsu makan." Hardik Yogi.

"Aka, kalau boleh jujur hati aku sakit banget karena tau kalau kamu deket sama Bianca. Apalagi kalau liat kamu berdua sama dia." Tutur Syahfa sedikit sendu.

Aka tersenyum miring. "Gue udah punya Bianca jadi Lo tau kan harus ngapa?" Ketus nya.

"Kalau kamu nyuruh aku buat berhenti ngejar kamu, aku gak bisa. Intinya ada sakit yang gak bisa di jelasin."

"Aku nunggu kamu kok, aku tau setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orang nya."

"Aku seneng bisa ngenal kamu. Tapi aku iri, iri banget. Dia lebih beruntung bisa milikin kamu. Tapi tenang, aku gak bakalan nyerah gitu aja."

"Kamu tau gak? Aku gak nuntut kamu lebih. Tapi cukup akui keberadaan aku, hargai perasaan aku dan selalu ada buat aku itu udah cukup." Tutur syahfa yang mendapat respon tertawa ledek dari teman-teman Aka.

"Udah lah fa, lo itu bukan siapa-siapa Aka. Teman juga bukan, Jadi jangan paksa seseorang untuk mencintai Lo. Walaupun sedalam apapun Lo mencintai dia." Ucap Fatur nyeletuk.

Aka terkekeh. "Lo siapa? Bisa ngatur-ngatur perasaan gue? Udah berapa kali gue bilang kalau gue gak suka sama Lo!" Aka menekan kata yang bergaris miring.

"Kenapa? Coba jelasin kenapa?" Tanya Syahfa menatap lekat mata Aka.

Aka makin tertawa remeh. "Karna Lo itu gak sebanding sama gue. Gak level lah tepat nya, jadi jangan ngelakuin hal konyol kaya gini!Kodrat cewek itu dikejar, bukan mengejar. Asal lo tau, kesan nya malah jadi murahan!" Kalimat Aka barusan mampu menusuk lubuk hati Syahfa yang paling dalam.

Syahfa yang sedari tadi menatap mata Aka spontan memaling kan tatapan nya. Berusaha membendung butiran bening yang terdapat di matanya itu.

Syahfa tersenyum getir. "Selamat makan, makan teratur. Jangan sampai sakit, aku gak mau ngelihat kamu sakit, cukup aku aja yang sakit Aka, aku ke kelas dulu ya!" Syahfa beranjak dari duduk nya, meninggal kan meja Aka dan kelima teman nya.

Sementara Zico, tangan nya sudah mengepal sedari tadi. Entah apa yang terjadi pada tubuh pria itu.

Syahfa memilih tak langsung pulang ke rumah kali ini. Ia memilih untuk pergi ke suatu tempat yang menurut nya sesuai dengan perasaan nya.

Syahfa memilih mengunjugi bendungan yang cukup asri. Bendungan besar yang air nya berwarna hijau lumut. Terdapat rumput-rumput halus yang menghiasi pinggir-pinggir bendungan itu. Disudut sana terdapat gedung kosong yang tinggi, sekiranya berlantai 5.

Syahfa melangkah kan kakinya mendekati sebuah pohon yang besar. Sangat besar, akar akar nya juga keluar dari tanah. Syahfa menyandar kan tubuh nya pada pohon itu.

Tangan nya terulur mengambil kerikil yang terserak sembarangan pada tanah, dan melempar kan kerikil kecil itu pada bendungan yang luas. Sehingga menimbul kan suara dentuman air yang mampu mengisi keheningan.

"TUHANNN BUATTT DIAA MENGERTIII BETAPA SAKITNYAAA DIPERLAKUKANNN SEPERTIIII INIII."

"AYOO FAAA SEMANGATTT JANGANN LEMAHHH BEBAN KELUARGAAA HARUS KUATTT." Jerit Syahfa sejadi jadi nya, Syahfa mengatur nafas nya kembali. Setidak nya dengan berteriak membuat dirinya lebih baik.

"Gak semua orang bisa paham hati lo sehancur apa fa, kepala lo semeledak apa, badan lo selelah apa." Ucap nya dengan kekehan mencekam bak orang gila.

"Bisa-bisa nya gue berharap banget sama orang yang gak pernah ngarepin gue sama sekaliiiii." Ucap Syahfa frustasi.

"Terimakasih Aka, aku banyak dapat pelajaran dari kamu. Salah satu nya aku mengerti betapa sakit nya berharap sama manusia."

Syahfa memukul-mukul kepala nya frustasi. "Apaan si Lo fa?! Kenapa lemah bangettt!"

"Lo bukan Syahfa! Syahfa itu kuat! Gak cengeng gini! Semangat fa! Lo boleh nangis dan teriak sejadi-jadinya, tapi Lo jangan menyerah fa!" Ucap Syahfa menguat kan diri nya sendiri. Siapa lagi yang akan menguatkan dia kalau tidak dirinya sendiri.

"SEMANGAT SYAHFA! ANGGAP HARI INI GAK PERNAH TERJADI. SEMANGAT UNTUK HARI BESOK! LO HIDUP GAK CUMAN UNTUK HARI INI!" Teriak nya kembali dengan Semangat 45.

<>

THANKYUUU FOR READINGGG
VOTMENT YUK!
Pantengin

See youu....

Salam sayang.

AKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang