Dihancurkan hatinya oleh mas A, diperbaiki dan disayang banget oleh mas Z.
•••
_____________________________________Syahfa sedang berada di bangku taman sebelah selatan sekolah nya. Duduk di kursi roda bermodalkan buku novel yang tertopang di pangkuan nya.
Namun Syahfa tak sendiri kali ini, Syahfa ditemani oleh Zico yang sedang duduk di bangku taman. Zico berada tepat disamping Syahfa.
"Mau duduk disini atau tetep di kursi roda aja?" Tanya Zico menepuk ruang kosong disebelah nya.
"Gapapa duduk disini aja, ntar ribet mindahin-mindahin gue." Tolak Syahfa, ia tak ingin merepotkan Zico dengan menuntun dirinya kesana kemari.
Zico merespon nya dengan anggukan. "Yaudah kalau gitu." Ucap Zico. "Gimana suasana di kelas? Aman-aman aja kan?" Tanya Zico menatap wajah Syahfa.
"Aman kok, lo tenang aja." Jawab Syahfa dengan senyum kecil andalan nya.
"Bagus deh kalau gitu, kalau ada apa-apa jangan lupa kasih tau gue ya Fa." Ucap Zico.
Syahfa mengangguk. "Iya Zico bawell." Balas Syahfa.
Keheningan seketika menerpa antara mereka berdua. Zico yang sibuk memandang orang-orang yang sedang bermain baskett di lapangan.
Syahfa berdehem. "Kaya nya gue bakal makai kesempatan kali ini buat jalanin rencana gue deh, Ko." Tutur Syahfa.
Spontan Zico beralih memandang ke arah Syahfa. "Gue yakin banget, dan gue bakal ngelakuin dengan sendiri nya. Tanpa campur tangan dari siapa pun termasuk lo." Ucap Syahfa.
"Lo gak bakal bisa ngelakuin dengan sendirinya Fa, gue jamin itu. Dengan ngeliat kondisi lo yang kaya gini gue bakal bantu lo, Fa." Jawab Zico.
Melihat Syahfa yang hanya diam, Zico menjadi sedikit gelisah. "Oke kalau lo gak mau dibantu. Tapi, kalau lo butuh bantuan gue selalu ada buat lo Fa. Gue bakal selalu ada setiap lo butuhin gue." Ujar Zico meyakinkan.
Syahfa menarik seulas senyum nya. "Makasih." Ucap Syahfa.
Zico mengulurkan tangan nya, meraih pucuk kepala gadis itu. Mengacak pucuk rambut Syahfa gemas. "Iyaa Syahfaa, belajar yang rajinnn. Kata nya mau kuliah diluar negrii." Seru Zico dengan nada begitu gemas.
Spontan tangan Syahfa berusaha mengawaskan tangan Zico yang terus mengacak rambut nya. "AAAA ZICOO!! JANGANN GITUUU." Pekik Syahfa. "Ntar berantakan lagii, udah jelek makin jelek deh." Lanjut Syahfa membetulkan rambutnya yang sedikit berantakan.
Zico terkekeh. "Iya-iya maaf." Tangan Zico kembali terulur ke pucuk kepala Syahfa. Ikut
merapikan kembali rambut Syahfa seperti semulaa. "Yang bilang jelek siapa? Lo itu cantik, cantik banget malahan. Suruh deh orang yang bilang lo jelek itu buat duel sama gue." Ungkap Zico."Ya emang gue jelek, lo bilang gitu pasti cuman untuk ngejaga perasaan gue aja kan?" Ujar Syahfa menatap mata Zico.
"Gue seriusann Syahfaa lo itu cantikkkk, Cantikk bangettt. Jangan insicure-insicure an ya! Gue gak sukaa, lo cantik sumpah demi apapun." Tekan Zico terus berusaha meyakinkan Syahfa.
Syahfa mengulum senyum nya. "Makasih, lo berhasil buat gue ngefly hari ini." Ujar Syahfa dengan senyuman yang tak kunjung memudar.
Dilain tempat, tanpa disadari sedari tadi seseorang terus memperhatikan kearah mereka berdua. Menyaksikan pemandangan yang begitu menyakitkan bagi hatinya. Melihat kecandariaan antara dua makhluk itu.
Aka meremas roti yang terdapat digenggaman nya itu selebur leburnya. Mencampakkan nya kasar pada tong sampah yang terdapat disekitar sana.
Aka melangkahkan kakinya menghampiri Syahfa. Setelah ia melihat Zico yang sudah pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKASYA
Novela Juvenil🔴 END | SUDAH TERBIT PART MASIH LENGKAP > BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA "Cih, cewek murahan!" "Udah tau Aka gak suka, masih aja dikejar-kejar!" "Gak ada harga dirinya!" "Jadi cewek tu punya harga dirinya kek!" "Urat malu nya udah putus kali." Berba...