Aku terlalu mahir untuk menutupi semua ini.
_Syahfa_*H A P P Y R E A D I N G*
Rika mendekat kan langkah nya pada Syahfa yang tengah duduk itu. Rika menurun kan badan nya, meraih rambut yang menutupi muka Syahfa. Dengan sigap tangan Rika menarik kasar rambut Syahfa sehingga membuat kepala nya terdangak ke atas.
Sungguh begitu sakit dari jambakan Razan disekolah tadi. Kulit kepalanya serasa di kuliti. Belum sepenuh nya rasa sakit jambakan Razan hilang ditambah dengan Jambakan gusar dari ibu tirinya.
Syahfa meringis kesakitan, berkali-kali memohon pada Rika untuk melepaskan jambakan nya.
"ENAK HAH?!" Desis Rika menguat kan jambakan itu.
"Ampun maa.. lepasinn." Lirih Syahfa dengan air mata yang membanjiri pipinya. Razan yang duduk di sofa itu sontak memberikan tawa yang meremehkan.
"LEPASIN?! APA YANG KAMU LAKUKAN SAMA ANAK SAYA HAH?! MAU BALAS DENDAM?! IYA?!"
Syahfa menggeleng cepat, ia tak bermaksud seperti itu.
"SAMPAI WAJAH ANAK SAYA BABAK BELUR SEPERTI ITU KAMU BILANG LEPASIN?!!" Hardik Rika. "KAMU HARUS DIBERI PELAJARAN!! IKUT SAYA!!" Rika berdiri, Menyeret Syahfa dengan tangan yang masih menjambak rambut nya. Syahfa memegangi tangan Rika, berusaha untuk melepaskan cengkraman nya. Namun usaha nya nihil, mata Syahfa mampu melihat Razan yang tersenyum miring padanya.
"MASUK!!" Rika menghempas kan jambakan itu, mendorong kasar tubuh Syahfa hingga kepala nya terbentur pada kursi yang terletak didalam gudang. Dan dengan cepat Rika menarik gagang pintu, Mengunci Syahfa di dalam sana. Dengan gesit Syahfa berdiri, berusaha untuk membuka pintu yang sudah terkunci itu.
"Maa buka maa.... Syahfa mohonnnn bukainn.." lirih Syahfa menggedor-gedor pintu. Namun, tak ada sahutan dari Rika. Sepertinya Rika sudah beranjak dari sana. Tak ada sedikit cahaya pun yang masuk kedalam ruangan ini, gudang ini begitu gelap.
Syahfa terduduk bersandar pada pintu. Tangisan nya pecah saat ini. Dadanya sesak, Kulit kepala nya seakan-akan terkelupas perih. Kepala Syahfa begitu sakit sekarang, darah segar terus mengalir dari dahi nya.
Tangisan nya kian terisak, Syahfa memeluk lutut nya, menenggelam kan kepala nya disana. Badan nya terasa sakitt, begitu juga dengan hatinya.
✨
Syahfa berjalan menyusuri lorong koridor, Syahfa bersekolah hari ini. Razan membuka gudang itu tadi pagi. Dan, Syahfa untuk memutus kan bersekolah saja. Walaupun keadaan dirinya tidak baik-baik saja. Syahfa mampu untuk menutupi seluruh kejadian yang melanda dirinya kemarin. Ia akan menutupi nya rapat-rapat dengan tersenyum dan berpura-pura bahagia.
Syahfa melewati simpang empat koridor. Kepala nya tak sengaja menoleh ke kanan, seketika Syahfa langsung menghentikan langkah nya.
"AKAAA." Panggil Syahfa pada seseorang yang baru saja keluar dari gudang.
"AKAA TUNGGUUUU." Seperti biasa, tak ada respon dari sang pemilik nama. Syahfa berlari mengejar Aka yang jalan lebih dulu dari nya.
"MOWNINGGG AKAA." Sapa Syahfa manis di sebelah Aka. Sementara Aka, ia hanya menghiraukan nya saja dan terus berjalan.
Indra penciuman Syahfa terasa begitu menyengat. Syahfa mengendus-ngendus Hidung nya ke arah Aka. Aka yang berada disamping nya pun mengernyit kan alis nya, menoleh pada Syahfa.
"Bau rokok." Ujar Syahfa. "Kamu abis ngerokok ya?!" Syahfa menunjuk cepat wajah Aka.
"Bukan urusan Lo!" Desis Aka.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKASYA
Teen Fiction🔴 END | SUDAH TERBIT PART MASIH LENGKAP > BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA "Cih, cewek murahan!" "Udah tau Aka gak suka, masih aja dikejar-kejar!" "Gak ada harga dirinya!" "Jadi cewek tu punya harga dirinya kek!" "Urat malu nya udah putus kali." Berba...