Tuhan, buat dia mengerti betapa sakitnya diperlakukan seperti ini.
~•~<H A P P Y R E A D I N G>
"Syahfa"
"Syahfa!"
"SYAHFA!" Jerit Razan yang ketiga kali nya. Sang pemilik nama itu pun akhir nya menyahut.
"APAAA." Sahut Syahfa.
"DIMANA LO?!" Tanya nya ngegas.
"Dapurrr."
Razan yang diruang tamu itu pun berjalan menuju dapur,menghampiri Syahfa disana.
"Kenapa si kak? Teriak-teriak." Ucap Syahfa yang mengibas-ngibaskan tangan yang terdapat air. Syahfa baru saja mengerjakan pekerjaan rumah nya, mencuci piring.
"Lo anak IPS kan?" Tanya Razan yang dijawab anggukan oleh Syahfa.
"Lo kerjain nih PR gue." Razan menjulurkan tangannya, memberi kan setumpuk kertas berwarna putih. Tak banyak, hanya 25 lembar.
"Hah?"
"Gak usah hah-heh hah-heh. Lo kerjain, besok udah harus di kumpul." Titah Razan menyodorkan lembaran kertas itu. Lalu meninggal kan Syahfa yang masih bergeming disana. Mau tak mau Syahfa menerimanya.
✨
Aka sedang bersantai dikamar. Kamar yang bernuansa hitam dan putih. Jari jemari Aka tengah berkutik pada handphone mahal itu. Mata nya terfokus pada layar, memainkan game yang ada di ponselnya.
Tok Tok
Suara ketukan pintu itu mampu membuat Aka berdecak.
"Mama boleh masuk?" Tanya seseorang yang berada di sebalik pintu kamar.
"Masuk aja ma." Sahutnya dari dalam. Sontak Yuni membuka pintu kamar Aka. Berjalan menghampiri putra nya diatas kasur. Namun Aka tak menoleh, ia masih terfokus dengan game nya.
"Kenapa ma?" Tanya Aka pada Yuni yang sudah duduk disamping nya.
"Makan malam dulu yuk. Papa udah nungguin tu dibawah." Ajak Yuni memegang pundak Aka.
Mendengar Papa nya saja Aka menjadi tak nafsu makan. "Duluan aja ma, Aka lagi gak laper." Tolak nya.
"Gak laper? Sehabis pulang sekolah sampai malam kamu gak ada makan loh." Ucap Yuna.
"Beneran Ma, Aka gak laper. Mama sama papa aja yang makan malam." Tolak Aka lagi.
"Ayolah Sayang, Papa baru pulang loh. Udah lama juga kita gak makan bareng kan? Kapan lagi? keburu papa berangkat lagi." Ajak Yuni terus berusaha.
"Mama tau kamu gak suka sama papa kamu. Tapi lakuin ini untuk mama." Lanjut Yuni. Yuni tau apapun demi diri nya Aka akan menuruti dan melakukan nya. Aka sangat penurut pada Yuni.
Aka menghentikan pergerakan nya. Mengakhiri game nya itu. Meletak kan ponsel nya asal. Menatap Yuni yang berada disamping nya ini. Terlihat jelas raut wajah Yuni yang begitu mengharap kan Anak satu-satu nya ini.
Aka membuang nafasnya kasar. "Yaudah ayo."
Yuni tersenyum mendengar respon Aka, Mereka beranjak keluar dari kamar Aka. berjalan menuruni tangga, menghampiri Adi yang sudah berada di meja makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKASYA
Fiksi Remaja🔴 END | SUDAH TERBIT PART MASIH LENGKAP > BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA "Cih, cewek murahan!" "Udah tau Aka gak suka, masih aja dikejar-kejar!" "Gak ada harga dirinya!" "Jadi cewek tu punya harga dirinya kek!" "Urat malu nya udah putus kali." Berba...