Sepuluh🌼

90.2K 7.6K 219
                                        

Belajar lah menghargai jika ingin dihargai.
°°°
~H A P P Y R E A D I N G~
°°°

Aka memberhenti kan motor nya tepat di depan rumah yang begitu besar dan megah. Dengan nuansa putih dan halaman rumah yang besar ditambah pagar yang menjulang tinggi. Rumah Bianca lebih besar dibanding rumah nya. Seperti nya Bianca termasuk kategori orang berada. Dapat dilihat dari penampilan gadis itu dan juga barang-barang yang ia pakai.

Bianca turun dari motor milik Aka. Melepaskan helm yang ia kenakan. Menjulur kan tangan nya, memberikan helm itu pada Aka. "Makasih ya Aka, udah mau terima ajakan aku."

"Gue mau nganterin Lo bukan karna gue terima ajakan Lo itu, tapi karna kepepet!" Hardik Aka dingin. "Jadi cewek jangan ke-PD an." Lanjut nya.

"Satu lagi yang harus Lo inget! jangan pernah berfikir kalau gue suka sama Lo!" Ucap Aka penuh penekanan. Dan melajukan motor nya membelah jalanan komplek rumah Bianca.

Bianca meneguk Saliva nya, menatap Aka yang kian tak terlihat dari pandangan nya. "Gue akan buat Lo bayar semua nya Aka!" Ucap nya tak terima.

Aka memarkir kan motor nya diantara motor-motor Raptor. Aka memutuskan untuk singgah ke markas dahulu. Untuk menghibur diri nya sedikit disana.

"Wadu-wadu ada yang habis nganterin cewek nih." Goda Revan melihat Aka yang berjalan menghampiri mereka.

"PIWITTT." Goda Dewa menyeringai.

"Gimana-gimana rasanya?" Tanya Fatur mengintrogasi Aka yang memilih duduk disamping nya.

"Sempet ngerem mendadak gak, Ka?" Tanya Revan dengan kekehan kecil.

"Heh!" Ujar Dewa menatap Revan.

Aka tak memperduli kan ucapan teman- teman nya itu. Aka memilih mengambil kaleng minuman dan meneguk nya.

"Sumpah dah, pas Lo bonceng Bianca tadi kelihatan waw banget. Serasi aja gitu sama sama membahana, cantik dan ganteng." Ujar Yogi.

"Di sekolah aja katanya Gak, eh pas di parkiran. Langsung main narek anak orang aja." Ucap Fatur.

"Ya harus gitu dong, bukan cuman kata-kata aja, tapi harus dibukti kan dengan tindakan lah." Ujar Dewa.

Aka melempar kaleng minuman itu dengan kasar. Menimbul kan bunyi yang begitu nyaring ditelinga. Hingga Membuat mereka menjadi terkejut dengan tindakan Aka barusan.

"Lo pada bisa diem gak?!" Sentak Aka. Sontak mereka mengunci mulut nya rapat-rapat. Sehingga tak ada sedikit suara pun yang keluar di antara mereka.

"Udah berapa kali gue bilang sama Lo pada? Kalau gue gak suka sama tu cewek! Dan jangan pernah jodoh-jodohin gue sama dia!" Tekan nya.

"Gue nganterin dia kepaksa karena gue mau manasin Syahfa, dia manggil gue pas di parkiran tadi. Gue malas banget berurusan sama tu cewek cerewet. Gue juga berharap dengan kejadian itu Syahfa gak ngejar gue lagi. Gue pusinggg tau gak Lo pada?!" Perjelasnya, Zico yang sedari tadi diam spontan menatap Aka yang sedang memegangi kepala nya.

"Satu aja pusing apalagi nambah satu lagi. Urusan keluarga gue aja gak beres. Malah nambah lagi urusan ini!" Mereka memilih untuk diam, kalau Aka sudah begini jangan coba-coba untuk mencari gara-gara dengan nya.

Syahfa melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kelas yang selama ini ia tempati untuk belajar. Berjalan menuju bangku kesayangan nya.

"Eh-eh tu akhir nya dateng!" Ucap Alna dengan nada grasak-grusuk.

"Mowning." Sapa Syahfa manis, langsung duduk di bangku samping Alna.

AKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang