Bukan benci, tapi ingat
<Syahfa>Jari jemari Syahfa sibuk memencet tombol sebuah remot, mata nya terfokus pada channel di tv. Sedari tadi ia menghabiskan waktu nya menonton tv. Tak ada hal lain lagi yang ingin ia kerjakan.
"Non Syahfa, didepan ada tamu." Ucap Bi Sum pada gadis yang sedang berada di kursi roda itu.
"Siapa ya, bi?" Tanya nya melihat ke arah bi Sum.
"Bibi si kurang tau, tapi katanya mau ketemu sama non Syahfa." Syahfa merespon nya dengan memanggut-manggut.
"Biar saya anter non." Ucap Bi Sum langsung berjalan menghampiri Syahfa. Membantu mendorong kursi roda itu menuju ke ruang tamu rumah nya. Sampai nya diruang tamu, Syahfa dapat melihat dua orang yang sedang duduk di sofa dan menatap dengan senyuman kearah Syahfa.
"Bibi ke dapur dulu ya non, mau siapin minum." Ucap Bi sum.
"Oh iya bi, makasih ya." Ujar Syahfa. Bi Sum mengangguk dan langsung beranjak dari sana.
Syahfa memberikan senyuman nya pada wanita yang terdapat disana. "Hai tante." Sapa nya.Yuni mendekatkan jarak nya pada Syahfa. "Hai sayangggg, Gimana kabar kamu cantikk?" Sapa Yuni mensejajarkan tinggi nya pada Syahfa.
"Alhamdulliahh kondisi Syahfa udah baikan kok tan." Jawab Syahfa lembut. "Tante apa kabar?"
"Alhamdulillah sehat," Jawab Yuni. "Maaf ya Syahfa, tente baru bisa jenguk kamu sekarang. Tante mau jenguk kamu dirumah sakit, tapi Aka bilang kamu nya udah pulang. Pas tante kerumah sakit, kamunya malah belum sadar dari koma. Maafin tante ya Syahfa."
Syahfa memberikan senyuman nya. "Gapapa kok tante Gak perlu minta maaf segala, sekarang tante jenguk Syahfa aja Syahfa udah senengg bangett."
Yuni ikut tersenyum, ia kembali duduk di sofa. "Rumah kamu sepi banget ya, mama Rika kemana?" Yuni mengedarkan pandangan nya ke sekeliling rumah Syahfa.
"Mama Rika udah gak tinggal disini lagi tan, Razan juga. Mereka diusir sama papa, papa cerain Mama Rika." Perjelas Syahfa.
Aka reflek menyenggol siku mamanya pelan. "Tuh kan udah Aka bilang, mama jangan nanyain aneh-aneh." Aka berbisik sangat pelan.
"Maaf, mama gak tau." Sahut Yuni pelan. Yuni kembali menatap Syahfa. "Maafin tante ya Syahfa, tante ngomong nya gak difilter dulu.""Gapapa tantee, gak perlu mintaa maaf. Tante gak salah apa-apa." Syahfa mengelus hangat punggung tangan Yuni.
"Jadi kaki kamu gimana sayang? Ngerasa enakan gak pas jalanin terapi?" Yuni melirik ke arah kaki Syahfa.
"Mungkin karena pertama ya tan, makanya belum kerasa ada perubahan." Jawab Syahfa.
"Iya ya, harus rajinn kamu nyaa. Semangat terus untuk terapi nyaa, Fighting cantik!" Yuni mengepalkan tangan nya, menyemangat kan dengan semangat yang menggebu.
Syahfa terkekeh. "Makasih tantee!" Seru Syahfa dengan senyum nya.
"Nanti kerumah sakit aku temenin ya, Fa." Aka bersuara pada gadis itu.
Spontan Syahfa yang sedari tadi tak melirik Aka jadi melirik ke arah pria itu. "Gue udah sama Zico."
Jawaban itu mampu membuat Aka meneguk saliva nya. Sangat pahit memang berada di posisi saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKASYA
Roman pour Adolescents🔴 END | SUDAH TERBIT PART MASIH LENGKAP > BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA "Cih, cewek murahan!" "Udah tau Aka gak suka, masih aja dikejar-kejar!" "Gak ada harga dirinya!" "Jadi cewek tu punya harga dirinya kek!" "Urat malu nya udah putus kali." Berba...