Limaenam🧚🏻‍♀️

90.2K 5.2K 157
                                    

jangan salahkan aku jika berpaling dari mu
(Syahfa)

"Makan yang banyak, biar kamu nya cepet sembuh nak." Ucap Nino pada Syahfa yang sedang mengunyah makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

"Makanan nya gak enak, makanan apaan rasanya hambar gini." Rutuk Syahfa memperhatikan seluruh makanan yang terdapat di meja kecil dihadapan nya.

"Gak boleh gitu, itu bergizi. Supaya kamu cepat sembuh sayang." Ucap Nino mengusap pelan rambut Syahfa.

"Paa, Syahfa mau pulangggg." Rengek Syahfa pada Nino.

"Iya nanti ya, tunggu kamu sembuh duluu ya nak." Ujar Nino dengan secarik senyuman kecil nya.

"Tapi Syahfa gak kenapa-napa, pa. Syahfa sehat-sehat aja. Badan Syahfa juga ngerasa udah enakan kok." Sela Syahfa, ia melirik perban yang melingkar dikepala nya. "Ni perban buka aja, kepala Syahfa cuman cenat cenut sedikit kok. Toh Syahfa juga bisa jalan pakai kursi roda, Syahfa kuat kok pa." Syahfa terus berusaha meyakin kan nya. Demi apapun Syahfa tak ingin berlama-lama di rumah sakit ini.

Nino ingin menjawab ucapan sang putri nya itu. Akan tetapi ucapan nya langsung terpotong oleh dokter dan suster yang berdiri diambang pintu.

"Permisii." Ucap pria berjas putih, ia dan suster itu langsung berjalan menghampiri brankar Syahfa.

"Iyaa dokter." Sahut Nino lembut, ia langsung berdiri dari duduk nya.

"Kami ingin memeriksa kondisi pasien pak." Izin suster itu pada Nino.

"Oh iya, silahkan." Jawab Nino, ia mengawas kan beberapa makanan yang terdapat dihadapan Syahfa.

Dokter itu langsung mendekatkan jarak nya pada Syahfa. "Maaf ya." Izin nya pada Syahfa.

"Iya dok." Sahut Syahfa dengan senyuman manis.

Dokter itu langsung meletakkan stetoskop pada dada Syahfa. Memeriksa detak jantung gadis itu. Ia beralih memeriksa kepala dan kaki Syahfa. Kurang lebih 3 menit dokter itu memeriksa nya. Usai memeriksa kondisi Syahfa, dokter itu berjalan mundur. Mensejajarkan berdiri nya dengan suster yang sedari tadi berdiri disana.

Dokter itu menarik secarik senyum nya. "Alhamdulillah, kondisi Syahfa semakin membaik."

Syahfa senang mendengar nya, terlebih dengan Nino yang tersenyum mengembang.
"Alhamdulillah." Sahut Nino dan Syahfa serentak.

"Jantung dan denyut nadinya kembali normal. Saraf-saraf pada otak nya perlahan membaik. Seiring berjalan waktu pasti akan kembali seperti semula," Tutur nya. "Namun, suatu kabar buruk bagi Syahfa mungkin nya. Kedua kaki nya mengalami lumpuh, mengakibatkan Syahfa sulit untuk berjalan. Tapi masih ada kemungkin kecil untuk Syahfa bisa kembali berjalan."

Reflek kedua pundak Syahfa menurun. Tubuh nya melemah, ia kecewa dengan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh dokter itu. Semangat yang tadi nya membara reflek hilang seketika.

"Lumpuh.." Gumam Syahfa menatap kosong ke arah depan.

Nino ikut sedih, ia mendekat ke brankar Syahfa. Meletakkan kedua tangan nya pada pundak Syahfa. Mengelus hangat untuk menguatkan putri tunggal nya.

"Apa kelumpuhan anak saya permanen? Apa selama nya anak saya tidak bisa jalan, dok?" Tanya Nino menatap wajah dokter itu.

"Kelumpuhan pasien tidak bersifat permanen, Mungkin jika diiringi dengan terapi yang rutin memungkin kan pasien bisa berjalan lagi. Namun kami tidak bisa menyakin kan hal itu." Perjelasnya. "Baik, kalau gitu saya permisi dulu. Rajin-rajin minum obat nya ya kamu."

AKASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang