Cukup kecewa, kecewa karna masih diberi keselamatan.
*Syahfa*
°°°°*H A P P Y R E A D I N G*
Let's enjoy🎗️
×
×
×
×
×"RAZANN." Panggil Bianca berjalan menuju meja Razan yang berada di paling pojok belakang. Pria itu tak menyahut, Sepertinya ia sedang tertidur dimeja nya.
Bianca berdecak." Razannn." Rengek Bianca menggoyang-goyang kan tubuh Razan agar pria itu menyahut.
"Razann gue mauu ngomongggg." Rengek Bianca lagi.
Razan membuka mata nya. Mengangkat kepala nya yang sedari tadi ia telungkup kan dimeja yang biasa ia gunakan untuk menulis.
"Apa sayangggg." Jawab Razan dengan mata yang masih berkunang-kunang.
"Sayang sayang pala lo peang!" Hardik Bianca.
Razan menguap. "Mau ngomong apa, Bi?" Tanya Razan menatap wajah Bianca.
Razan dan Bianca memang sudah dekat. Bahkan Razan pernah suka pada Bianca namun, Bianca menolak cinta pria itu. Dan sekarang mereka menjadi sedekat ini.
"Syahfa itu adek lo?" Tanya Bianca tanpa basa-basi.
"Iya, adek tiri gue. Kenapa? Buat ulah tu bocah?" Ucap Razan menyandarkan badan nya pada kursi.
"Adek lo buat kesel gue tau gak! Cari masalah Mulu sama gue, heran deh gue!"
Kesal Bianca."Lo diapain sama dia?" Tanya Razan.
"Kemaren gue didorong sama dia. Trus pas pulang sekolah kemaren dia ngelabrak gue, Sok jagoan banget!" Tutur Bianca.
"Berani-berani nya dia sekarang ya!" Geram Razan.
"Gue suka sama Aka, dan tu cewek keganjenan banget sama Aka. Udah disuruh gak usah ngejar-ngejar Aka lagi dia nya nyolot gak mau. Jelas-jelas Aka suka nya sama gue. Murahan banget!" Tutur Bianca kesal.
Razan berdecih. "Memang gak ada harga dirinya lagi tu cewek!"
"Jadi gue mau lo kasih paham sama dia. Kasih dia pelajaran." Pinta Bianca.
"Lo tenang aja, ntar gue kasih pelajaran sama dia." Sahut Razan.
💅
Seseorang mencengkram tangan Syahfa kuat. Menyeret Syahfa dengan kasar untuk pergi ke suatu tempat. Syahfa meringis kesakitan, pergelangan tangan nya memerah karna cengkraman kuat dari tangan berurat itu. Ia menghempas kan tubuh Syahfa, Membuat tubuh nya terbentur ke tembok.
"Lepasinnnn." Pinta Syahfa berusaha untuk melepaskan cengkraman kuat itu. Namun, usaha nya hanya sia-sia. Tenaga nya tak kuasa untuk melawan.
Revan terkekeh. "Lepasin lo bilang? Lepasin sendiri lah." Desis nya.
"Kalian semua mau apa sih?!" Tanya Syahfa menatap satu persatu Revan, Yogi, Dewa dan Fatur. Mereka tengah mengepung Syahfa di lorong koridor yang sepi ini.
Yogi tertawa. "Lo masih nanya mau kita apa?" Ucap nya menatap tajam Syahfa.
"Mikir." Dewa menyentuh kasar jidat Syahfa menggunakan jari telunjuk nya. Membuat kepala Syahfa menjadi terhuyung kebelakang. "Otak Lo masih berfungsi kan?"
Revan menghempas kan kasar tangan Syahfa. Berjalan mendekati Syahfa. "Syahfa-Syahfa, Lo emang cewek yang gak ada malu nya sama sekali ya." Hardik Revan. "Gak tau malu banget masih ngejar-ngejar Aka."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKASYA
Ficção Adolescente🔴 END | SUDAH TERBIT PART MASIH LENGKAP > BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA "Cih, cewek murahan!" "Udah tau Aka gak suka, masih aja dikejar-kejar!" "Gak ada harga dirinya!" "Jadi cewek tu punya harga dirinya kek!" "Urat malu nya udah putus kali." Berba...