33|| Everything Has Gone

323 132 358
                                    

Langit didominasi jingga pada angkasa, menggumpal mendung diatas kepala layaknya mengerti dengan rasa gundah yang tak berujung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit didominasi jingga pada angkasa, menggumpal mendung diatas kepala layaknya mengerti dengan rasa gundah yang tak berujung. Hari nampak gelap, meski belum menjelajah malam.  Bersamaan bentangan langit diselimuti sepucuk awan menggumpal erat dibalik angkasa yang menggantung bumantara. Pencarian tak kunjung menemukan titik terang, dua hari meringsut diri pada jalanan kota guna mencari keberadaan sang gadis, akan tetapi, ingin sekuat apapun tenaga yang dia gunakan, Jungkook akan selalu mendulang hasil yang sia-sia seperti sebelumnya. Kendati gundah gulana bergerak bergulir mengikuti potongan asumsi diikuti sepenggal probabilitas menelisik raga.

Frustrasi berkelidan dalam tempurung kepala bersama setangkup labium mengerut sendu sesal menginsterupsi lirih nyaris tak terdengar. Detak demi detik yang menginvasi tanpa henti menunjukkan pusaran roda bergulir membongkar sekelabat sudut kota tersembunyi hingga titik terpencil tak terjamah sekalipun. Tak terlupakan berulang mendapatkan rundungan kesal dari warga kota akibat mobil yang ditempuh melaju kelewat batas, pun protes yang agaknya terdengar, akan tetapi Jungkook selalu abai. Barangkali ia memang tak boleh lalai sedikitpun untuk melakukan pencarian.

Tidak usah mencari keberadaan gadismu itu Jeon Jungkook.
Dimana pun kau mencarinya, kau tetap takkan bisa menemukannya.
Lebih baik kau tak usah membuang tenagamu jika pada akhirnya kau tak mendapatkan informasi, sekecil apapun itu.
Ingat itu.

Berang nyaris merengsek naik hingga pada ambang ledakan akhir tertahan menggebu dibalik rongga dada yang saling berapi berkobar riuh tak terkendali diseluruh ruang sudutnya. Jungkook telah hancur tanpa mampu dibenahi seorang diri lantaran sepersekian sanubari yang mengisi raga telah lenyap. Jemarinya perlaham mengeras, meremat kuat puncak stir dibawah pengaruh kendali manakala bongkahan lampu yang membentangi jalanan telah berubah merah dalam satu waktu hingga decitan berhasil membelah gendang telinga. Mengingat beberapa potong eksplanasi kian mendengung dalam inti kepala, bercamuk riuh pun kekalutan amarah,

Barangkali pemuda Jeon itu meranu asumsi bahwasanya itu hanyalah untaian jebakan semata agar dirinya berhenti menggeledah pusat kota. Setitik terdiam membiarkan riuh mengisi puncak segelintir ruang, Jungkook lekas melajukan kesadarannya sesaat tenggelam dalam hanyut buana yang menggerogoti pikirannya. Kesadaran lekas ditarik kembali taktala mendapati serbuan klakson dari mobil-mobil belakang yang mendobrak kuat gendang telinganya. Rupanya sudah cukup membuat waktu yang lama Jungkook terhanyut hingga warga nampak menuai protes yang disalurkan melalui klakson lantaran lampu-lampu jalanan telah menunjukkan warna hijau.

Tenggang waktu, ponsel berdering kelewat nyaring menggerogoti seluruh saraf kesabaran yang ia miliki disaat Jungkook tengah menilik apik lingkar jalanan dengan gurat keseriusannya. Mengambil ponsel dalam hitungan detik, mengabaikan rentetan pesan yang lebih dulu masuk hingga mengangkat panggilan itu. Jungkook lebih dulu menarik nafas dalam untuk menstabilkan emosinya sejenak agar tak mencuat pada permukaan. Kendati memiliki risiko yang bahaya bilamana ia tengah meluapkan emosinya pada jalanan kota yang nampak ramai.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang