16|| Happy? I Won't Let That Happen

337 183 179
                                    

Dengan menyatakan perasaannya pada Jina, Jungkook pikir, semuanya akan berjalan lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan menyatakan perasaannya pada Jina, Jungkook pikir, semuanya akan berjalan lancar. Semestinya pula, ia tahu bahwa rencananya untuk menyatakan cinta ini dapat menghilangkan rasa gundah akibat selalu dihantui dengan perasaan bimbang dipenuhi dengan ketidakjelasan. Yang pada akhirnya, setelah merundingkan pada hatinya, Jungkook mengakui semuanya bahwa ia ingin memiliki Jina tak hanya menyayanginya saja. Namun juga mencintainya.

Pun saat itu, mati-matian Jungkook mengumpulkan nyali untuk melafalkan tiga katanya kepada Jina tanpa rasa gugup sedikitpun. Karena ia tahu, menyatakan cinta pada seorang gadis tidak mudah. Butuh perjuangan yang dilakukan agar semuanya berjalan sebagaimana dugaan awal atau pengharapan pada akhir.

Ia pikir, gadis itu juga akan membalas cintanya tanpa sebuah tantangan semata lagi. Ibaratnya, tulus dari hati dengan perasaan yang benar adanya. Namun rupanya, respon Jina diluar dugaan oleh Jungkook. Bahkan saat itu Jina tak berbicara apapun sebagai balasan pernyataan cinta kepada pemuda Jeon itu. Yang maka setelah acara itu berakhir suatu kecanggungan diantara keduanya. Memang, bagi Jina, menerima cinta yang sudah dinyatakan adalah hal sulit. Terlebih lagi jika perasaannya yang tak menentu. Cinta atau tidak, kali ini Jina yang menjadi bimbang harus menanggapinya seperti apa.

Yang menjadi inti bagi Jina ialah bahwa dirinya sangat takut untuk kehilangan Jungkook. Itu saja yang dapat Jina simpulkan dari perasaanya ketika selalu berada di dekat pria itu. Perlakuan manis untuknya yang selalu pemuda itu berikan selalu saja membuatnya merasa tersipu dengan gerak jantung yang tak beraturan.

Jujur saja, sebenarnya Jina juga ingin sekali membalas cinta yang sudah dinyatakan pemuda itu seusai acara kencan pertama mereka. Tetapi, ada satu hal yang membuatnya menjadi terbayang-bayang hingga mengurungkan niat melakukan semua itu. Jika diingat kembali, sebelum peristiwa pernyataan cinta itu, suatu hal kembali mengusik pikiran Jina yang membuatnya harus berpikir berulang kali mengenai suatu pesan yang tertuju kepadanya dengan nomor yang sama sekali tidak dikenalinya.

Membuat Jina merasa aneh sekaligus keheranan taktala netra madunya itu mulai membaca isi pesan yang memperingati dirinya untuk menjauh dari Jungkook. Jina memang tidak mengenal orang itu. Baginya, ada sesuatu yang janggal dan aneh ketika orang itu tahu siapa dirinya. Menyebutkan namanya secara lengkap yang membuat Jina memunculkan satu praduga bahwa pengirim pesan tersebut pasti mengenal dirinya.

Jauhi Jungkook! Jangan mencoba berani mendekatinya lebih! Dan jangan coba berani menumbuhkan rasa cinta kepadanya!

Ingat, Jungkook hanya milikku. Camkan itu Jeon Jina!

Membuat Jina rasanya dihantui isi pesan dengan pengirim yang tidak diketahui olehnya. Sejujurnya, ada rasa takut taktala pesan itu bisa berubah menjadi hal yang serius. Barangkali Jina kira ini hanya main-main, kendati pesan yang tertuju kepadanya awalnya tak membuat dirinya peduli, namun sekuat apapun mengabaikannya, sampai sekarang pun Jina menjadi aneh dengan pesan tersebut.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang