Di jam seperti ini, suasana kantin sangat ramai dengan pembeli yang tak lain adalah siswa-siswi dari sekolah Ferforming Arts Seoul. Bahkan, tempat duduk yang semula terlihat kosong nan sepi itu sudah penuh terisi. Hanya ada beberapa bangku kosong yang tersedia. Itu pun letaknya sedikit jauh dan terletak di bagian ujung. Semua orang juga tampak sibuk menyesap makanan dan minuman yang telah di pesan.
Jina dan Eunbyul sama-sama memakan makanan yang telah dihidangkan untuk mereka. Gratis. Semua makanan untuk murid baru sudah disediakan.
"Jina-ya..." panggil Eunbyul sembari menyesap minumannya yang berada diatas meja putih itu.
"Waeyo?" bahkan, disaat mulut penuh yang terisi makanan, Jina menyempatkan untuk berujar membalas panggilan dari temannya;Eunbyul.
"Kau lihatlah itu!" sepersekian kemudian, Eunbyul berseru semangat dengan jari telunjuk yang terangkat sempurna mengangkat sosok yang baru saja lewat di depannya. "Tampan sekali bukan?" ujarnya lagi dengan wajah berseri-seri menatap presensi pria itu.
"Kau menyukainya?" Jina membersikan sisa-sisa makanan yang menempel di bibir ranumnya sembari melemparkan kalimat pertanyaan pada Eunbyul. Tatapannya terlihat sangat polos ketika menatap Eunbyul dan pria itu secara bergantian.
"Tentu saja. Kau lihatlah wajah tampannya itu. Jika aku tidak menyukainya, maka katakanlah aku gadis yang tidak normal Jina-ya. Bahkan semua orang sangat menyukainya. Tidak hanya dirinya, tapi kedua temannya yang berada di samping kiri dan kanan itu pun memiliki banyak penggemar." jawab Eunbyul. Menjelaskan dengan detail.
Jina mengangguk-angguk paham," Dia memang tampan. Tapi kau lihatlah, dia sangat dingin. Bahkan dia sama sekali tak membalas senyuman gadis itu. Datar sekali." terang Jina sambil menumpu dagu nya diatas tangan yang terkepal.
"Aish. Baiklah terserahmu saja." Eunbyul memutar rotasi matanya malas mendengar itu. Jina memang gadis yang suka terang-terangan jika berbicara tentang penampilan orang. " Kau sudah makan? Bagaimana jika kita kembali ke kelas?" tawarnya kepada gadis dihadapannya itu.
"Yasudah ayo." Jina mengangguk kemudian meraih pergelangan tangan Eunbyul untuk ia genggam.
"Bagaimana? Kau ingin menjawab suatu kejujuran, atau tantangan?" sampai di kelas, Eunbyul langsung mengutarakan pertanyaan pada gadis itu. Istilah lainnya, mungkin saat ini mereka sedang bermain Truth or Dare.
"Jika jujur, maka kau akan tahu semua rahasiaku. Maka, aku akan memilih tantangan kali ini!" ujar Jina semangat serta tampang polos yang selalu ia gunakan.
Diam-diam Eunbyul mengulum senyumnya, "Baiklah kalau begitu. Tantangannya, kau harus menyatakan cinta pada Jungkook Sunbae."
Kalimat yang keluar dari bibir tipis Eunbyul sukses membuat kedua iris kemerlap indah Jina membola. Ia menggeleng cepat dengan mata yang menatap Eunbyul tak percaya. Bagaimana bisa Eunbyul melakukan tantangan gila itu?! pikir Jina saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...