17|| Demon's Soul

313 174 152
                                    

Andai kata jika Jina tak mengikuti kata hatinya untuk segera membalas cinta pemuda Jeon itu, mungkin saja sesuatu buruk sudah terjadi kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andai kata jika Jina tak mengikuti kata hatinya untuk segera membalas cinta pemuda Jeon itu, mungkin saja sesuatu buruk sudah terjadi kepadanya. Baru saja tiba di ambang pintu ruangan kelas yang mencakup banyak isi, hadirnya ia dengan segenggam tangan dibawah bersama pemuda itu mampu memecahkan keributan kelas akibat perbincangan. Yang pada itu bersamaan banyak orang harus menjatuhkan tatapan kepada keduanya. Jina dapat merasakan bahwa tak banyak dari itu, selalu ada tatapan melesat tajam yang tersorot kearahnya.

"Aku pergi dulu. Jika ada apa-apa, kau bisa mencariku dikelas ataupun dilapangan nantinya." memulai percakapan pada ambang pintu kelas, aksara yang berniat memberi instruksi kepada gadisnya manakala ia mulai mengambil langkah pergi di ambang pintu.

Lantunan frasa yang ditangkap baik rungu Jina hanya dibalas sebuah anggukan singkat. Pun disusul berupa balasan dengan seuntai kalimat kepada pemuda yang menjulang tinggi darinya. Serta merta senyum tak pernah pudar diperlihatkannya, "Aku selalu baik-baik saja, Sunbae. Kau tak perlu khawatir." berharap dengan adanya ulasan senyum kelewat manis, Jina tentu memberi kalimat afektif kepada pemuda posesif itu agar tak selalu untuk menghawatirkannya.

Yang bersamaan mengundaranya lisan dari labium Jina mampu membuat Jungkook mengurungkan niat untuk segera mengambil langkah pun terhenti dititik pijakan kakinya. Walau dilain waktu, kata hatinya berkata bahwa pasti ada sesuatu buruk yang terjadi setelah ini.

Entah itu menyangkut hal dirinya sebagai kekasih Jeon Jungkook, atau mungkin karena hal lain. Mengingat, perdebatan Jungkook dengan seorang Lee Seung-Ho tempo lalu sempat menghebohkan media sekolah agar berkonversasi mengenai kejadian yang berlangsung. Terlebih lagi, baginya seorang pria yang hampir saja, sekali lagi, digaris bawahi hampir melecehkannya di tempat umum itu memiliki ikatan nyali yang begitu kuat. Seolah tak pudar dirinya hingga di pukul berkali-kali oleh Jungkook pun tak membuat ia tandas.

"Sudah tugasku untuk selalu mengkhawatirkan keadaanmu karena kau adalah kekasihku. Jam istirahat nanti, kau jangan lupa untuk makan. Jangan lepas dari kawasan Eunbyul. Mengerti, hm?" balas pemuda itu lagi. Sekiranya untuk memberi kalimat instruksi kedua kalinya yang selalu memiliki unsur ketegasan disetiap pelafalan kata-katanya.

"Baiklah, Sunbae." menyetujui kalimat yang hampir sama memiliki fakta bahwa itu adalah perintah, lantas Jina memberi anggukan beberapa kali dengan lengkungan sudut bibir yang masih terpatri. Barangkali jika pemuda itu terus dilawan dengan memberikan sebuah balasan lagi, itu takkan menyelesaikan perbincangan keduanya yang masih berlangsung di depan kelas. Kendati membuat Jungkook pada akhirnya tetap bersikukuh untuk selalu membuat kalimat sedemikian rupa kepada gadisnya agar selalu dipatuhi dengan senang hati.

"Gadis, pintar!" membalas senyuman yang masih terlampau kentara pada utas bibirnya, Jungkook sedikit memberikan aksen usakan pada surai hitam Jina yang digulung keatas. Hingga menampakkan kesan sedikit terhambur pada tatanan rambutnya, yang setelah itu disusul dengan sebuah lengkungan bibir yang mengerucut kebawah.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang