50|| It's Start Today

97 27 47
                                    

It's Start TodayTrue Beauty OST - By Hwang In Yeop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It's Start Today
True Beauty OST - By Hwang In Yeop

Ruang hidup adalah segala bentuk dari kebahagiana maupun luka yang saling berkalaborasi. Gelap maupun terang, itulah hidup yang tak pernah terprediksi sekalipun. Luka, bahagia, semuanya telah tertata rapi dalam ruang kehidupan. Dirangkai oleh ilusi yang berbuah realita. Terkadang menyenangkan, terkadang pula menyakitkan. Dalam ruang gelap imajinasi, bersama segenggam ilusi pun intuisi yang menghampiri. Kepiluan yang berserak ditempat gersang, luka kian memilin relung hati. Deretan lantunan frasa begitu menyakitkan untuk sekedar ditangkap oleh rungu, kelewat lirih, menghantarkan memori dalam benak kembali berputar riuh sesaat tempo hari lalu.

Sekelabat perasaan sulit melebur bersama getir yang tak pernah memenuhi setiap sudut kadar volume otaknya. Barangkali dapat meledak kapan saja lantaran begitu riuh, tak diberikan celah sedikitpun untuk memasok oksigen. Semuanya benar-benar terasa sesak yang merangkak membalut hati. Ulasan konversasi beberapa detik lalu cukup meremukkan setiap kepingan hatinya bersama tubuh yang tergontai pun kehilangan daya. Membawa segenggam luka yang tersemat dalam benak, terbentuk oleh upaya yang membangkitkan diri meski harus berulang kali terjerembab. Semesta mengujinya.

Terdiam hanya mengukur bentangan waktu, seolah-olah berada diatara ketidaksiapan untuk tetap bertahan agar tak limbung. Membawa pikiran acak, frekuensi jantung bergerak keras, berusaha menyingkirkan jelaga yang menjadi pusatnya, pada akhirnya kepingan coklat madu itu bersitatap pada satu titik yang kini tengah mendekapnya penuh kehangatan. Hanya dapat meramu kisah kelam yang menyayat hati, tak dapat dipungkiri, semuanya begitu menyakitkan.

"Disaat ini, aku hanya membutuhkan seseorang yang dapat merengkuhku dari banyaknya luka. Memberikanku banyak afeksi yang setidaknya dapat membuat luka ku meranggas walaupun hanya sedikit. Aku ingin memiliki sosok yang tak pernah kenal lelah disaat aku menceritakan keluh kesahku, sosok yang dapat menarikku dari keterpurukan. Pada awalnya aku kecewa padamu, disaat aku mencoba menggapaimu, kau malah berlari menghindariku," Jungkook memberi jeda sejenak berupaya melumasi kerongkongannya yang mendadak sangat kering sebelum merampunkan kembali.

"Tanpa berpikir bagaimana retaknya kondisiku disaat itu. Harus menahan sesak, berpikir positif, namun nyatanya selalu tertolak telak dengan spekulasi buruk lainnya. Apa kau benar-benar membenciku hingga disaat itu kau tak sudi untuk bertemu denganku? Bahkan untuk sekedar menatap mataku saja tak pernah." Jelaga itu nampak sayup, tatapan kekosongan yang berkilat tak ayal membuat rematan jantung kian menggebu.

Layaknya seperti bom atom yang tepat ditodongkan dihadapan mata, ribuan belati yang kian menusuk relung hati, sesak membelit, getir mencecapi kerongkongannya yang kembali tercekat. "Aniya, bukan seperti itu, Sunbae. Mianhae." Pada akhirnya sebuah lecutan aksara menguar melalui bilah labium yang bergetar, satu gelengan kepala lirih terbentuk. Netra coklat madu yang teralih pada vas bunga, tak sanggup untuk sekedar menikai jelaga sang lawan yang telah dipenuhi banyak luka didalamnya.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang