15|| Our Date Night

396 196 215
                                    

Jeon Jina tidak tahu harus bersikap bagaimana setelah kedua pantulan irisnya menatap kepergian Jungkook dengan gerak-gerik penuh kecurigaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jina tidak tahu harus bersikap bagaimana setelah kedua pantulan irisnya menatap kepergian Jungkook dengan gerak-gerik penuh kecurigaan. Sebenarnya, Jina sudah lelah untuk berpikir dan membuat praduga atas rasa kecurigaan yang ditaruhkan untuk pemuda Jeon. Jika pada akhirnya praduga nya salah, baginya, itu sama saja membuang-buang waktu untuk berpikir negatif yang nyatanya atas kecurigaan itu. Sekalipun jika praduganya memang benar-benar salah, maka, Jina tak ingin berburuk sangka lagi kepada Jungkook.

Kendati berpura-pura tak peduli dan mengacuhkan sikap Jungkook yang membuatnya curiga, Jina justru semakin penasaran entah apa yang menjadi penyebab pemuda Jeon itu belakangan ini sering kali melihat isi ponselnya. Terkadang pula, deringan bunyi notif pesan dan panggilan selalu masuk setiap harinya, membuat Jina dilimbung rasa cemas atas hal tersebut.

Sama seperti sekarang, dari ambang pintu kamarnya, Jina baru saja melihat Jungkook yang baru saja keluar dari ruangan yang entah itu untuk apa, Jina tidak tahu. Dari yang dilihatnya selama ini, Jina seringkali mendapati Jungkook keluar masuk beberapa kali kearah ruangan dengan pintu putih senada yang berada di pojok lantai atas. Barangkali Jungkook tak melihat kehadirannya, di lantai bawah, Jina selalu diam-diam melihat gerak-gerik pemuda itu. Yang memang selama ini, Jungkook selalu dibawah pengawasan Jina jika sesuatu yang dilakukannya berhasil menarik perhatian gadis bermarga Jeon tersebut.

"Ada apa dengan Jungkook Sunbae? Sudah beberapa kali kulihat gerak-gerik dirinya sangat mencurigakan." gadis yang tengah mengamati masuknya pemuda Jeon kedalam ruangan pojok atas segera disusul dengan gumaman kecilnya. Tatapan aneh yang berbuah mengintimidasi pun tak ayal diperlihatkan melalui sorot matanya yang kian semakin menelisik.

Sebenarnya, bisa saja Jina menghilangkan prasangka buruk atas hadirnya rasa curiga yang dibuat sendiri melalui gerak-gerik Jungkook. Sebab, beberapa waktu lalu, Jungkook berkata padanya bahwa ia harus mengerjakan sesuatu untuk rapat osis sekaligus acara pertandingan bola basketnya. Memang, terkesan kejam bahwa ia selalu mencurigai Jungkook atas alasan yang belum tentu benar untuk diketahui kebenarannya. Akan tetapi, rasanya, untuk saat ini Jina memutuskan untuk selalu memasang pikiran yang baik terhadap pemuda itu.

Karena ia tahu, sekalipun Jungkook menyembunyikan sesuatu kepadanya, maka, sekuat apapun pemuda itu menahannya, Jina percaya bahwa suatu saat nanti sesuatu yang disembunyikan akan selalu terkuak pada kebenaran. Bersamaan dengan pikiran kalutnya, Jina menghela nafas kasar kemudian kembali masuk ke ruangan kamarnya. Merenungkan segala sikap aneh Jungkook yang sudah terlihat belakangan ini.

"Apa aku pantas untuk mencurigainya? Jungkook Sunbae selalu bersikap baik kepadaku. Tak mungkin rasanya jika dibalik itu, ia menyembunyikan sesuatu. Sadarlah Jina. Tak ada gunanya pula kau curiga jika ujung-ujungnya akan salah sasaran. Lagi pula, Jungkook Sunbae sekarang pasti sedang menyelesaikan tugas sekolahnya." setelah aksara yang keluar dari labiumnya, pada akhirnya, seutas senyum diperlihatkan dengan tipis yang bersamaan dengan itu, dibuahkan gelengan pelan untuk menepis pikiran buruknya.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang