Tak banyak menjalani aktivitas pada hari sebelumnya kendati dengan kondisi lesu Jina tak bisa bergerak lebih selain hanya untuk mencicipi sebutir makanan barangkali dapat memberi asupan untuk perut yang terus berbunyi setiap saatnya meminta diisi sebulir nasi ataupun lauk lainnya. Meski agaknya ingin tetap menolak lantaran nafsu makan yang Jina miliki telah hilang tenggelam sejak tempo lalu. Pun juga jenis makanan yang diberikan selalu sama hampir setiap harinya. Agaknya memang wajar jika akhir-akhir ini Jina sering memuntahkan isi perutnya sebab selalu dipaksa untuk makan.
Barangkali Jina tahu dampak terbesar bila ia akan terus menolak, maka sang lawan akan menodongkan senjata besar serupa kemarin kendati gadis Jeon itu harus merunding kembali perihal ketetapannya. Hingga mau tak mau hanya mengikuti lantaran merasa takut apabila merenggang nyawa lebih dulu ditangan penjahat. Dalang dibalik terdamparnya Jina memang belum diketahui secara rasional lantaran kapasitas otak yang cukup lagi untuk sekedar menampung asumsi berlebih. Terukir kapasitas otak tengah meramu tumpukkan sejumlah memori yang kian menggenang dibiarkan terbuka hingga luka.
Harap-harap Jungkook datang dan menyelamatkan kehidupannya dari kegelapan penuh puncak kelabu, namun, telah berhari-hari Jina tak menemukan sesosok entitas pemuda yang tengah dicarinya membuat rundungan gelisah itu bernaung dalam pikiran. Gundah gulana tak berujung hingga merangkak naik ke dasar permukaan. Pun sebelumnya Jina memang memiliki rencana untuk segera pergi secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun, namun selalu urung taktala sang lawan mendeklarasikan ancaman yang mati-matian tak ingin lagi membuat Jina menuntaskan misinya setelah tahu bahwa ia selalu gagal. Pun tentunya selalu dikelabui secercah ketakutan yang menyambangi.
Menjamah hasil yang sia-sia pula setiap usaha yang Jina lakukan untuk mencari pertolongan. Setidaknya satu orang cukup tahu dimana keberadaannya. Apa yang selalu ia lakukan penuh akan menghasilkan cuma-cuman lantaran sebuah ruang yang tengah menghukumnya tak ada celah sekecil apapun untuk bisa segera bebas dari jeratan.
Debuman keras berhasil mengecai lamunan Jina setelahnya. Waktu seolah berhenti dalam sekejap lantaran sesosok misterius berpakaian hitam itu mengegah tungkai guna menghapus bentangan spasi yang tersedia. Pun tentu saja Jina bergerak gesit untuk memundurkan langkahnya, kendati bohong jika ia tak merasakan lemas pada sekujur tubuhnya. Suara tembakkan berhasil menggema seisi ruangan, mendadak membuat Jina memekik keras, pun menutup kedua rungunya. Jina seakan kesulitan untuk mematri ekspresi lantaran ketakutan yang menggerogoti dirinya saling bertubrukan.
Sejengkal lebih dekat, kembali menjejahkan sepasang tungkai guna menghapus sisa jarak yang tersedia, senyuman miring tercipta pada garis bibir pemuda itu. Tubuh Jina menegang tanpa prediksi, saraf-saraf yang mengalir didalam tubuhnya seolah berhenti. Menekuk kaki, pemuda itu menjatuhkan jemari diatas permukaan wajah Jina. Memberikan afeksi berupaya usapan lembut. Alih-alih untuk menenangkan gadis itu, yang didapat hanyalah tangisan pecah dari celah labium Jina setelahnya barangkali ia tak bisa menyembunyikan ketakutan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...