Seorang pria perawakan tinggi tengah berdiri didepan bangunan besar. Sekekali menatap jam tangan yang melingkar apik itu, menunggu seseorang yang sangat istimewa baginya. Sudah sepuluh menit waktu yang ia gunakan menunggu sosok tersebut. Tak ada tanda-tanda. Satu langkah ia lewati untuk menemui gadis tersebut yang pada akhirnya harus terhenti manakala presensi hadir dihadapan kedua bola matanya. Kali ini, pemuda Jeon itu tidak memakai kaca mata.
"S-sunbae mianhae sudah membuatmu menunggu lama. Tadi Jina baru saja selesai bersiap-siap." gadis itu menyapa pemuda Jeon dengan uraian senyum manisnya.
Lantas pria itu mengangguk paham atas penuturan dari Jina, "Tak apa. Kau sudah sarapan?" Jungkook bertanya kelewat perhatian. Barangkali ia cemas ketika gadis itu kembali melewatkan sarapannya. Dan pada akhirnya, ia selalu menanyakan ini kepada Jina.
Ia tak mau gadis nya jatuh sakit hanya karena melewatkan sarapannya karena yang ia tahu dari teman Jina;Eunbyul, gadis itu sangat sensitif. Sekali saja ia melewatkan itu, maka akibatnya ia akan jatuh pingsan dan bahkan saja bisa sakit untuk beberapa hari.
"Sudah." gadis itu menjawab singat diiringi anggukan kecilnya. Senyum masih mengembang dibalik birai merah muda itu.
"Baiklah, ayo kita berangkat." pemuda itu menuntun Jina menuju mobil yang dikendarainya. Membuka pintu penumpang, kemudian ikut masuk dan segera mengambil posisi duduk disebelah Jina. Tentu saja yang dikendarai oleh supir pribadinya. Hal itu bukan karena ia tak bisa menyetir. Hanya saja, peraturan sekolahnya tidak mengizinkan siswa untuk membawa kendaraan seperti jenis mobil.
"Eum, Sunbae benar-benar ingin menemui Appa?"
Ditengah keheningan yang melanda keduanya, gadis berambut panjang yang diikat rapi itu membuka suara sekaligus percakapan mereka walau masih terasa canggung dan gugup bercampur satu. Jina belum terbiasa. Mengucapkannya pun terkadang harus membutuhkan nyali besar.
Segera pemuda Jeon itu memutar pergerakkan kepalanya kesamping, menatap presensi Jina kemudian mengambil telapak tangan gadis itu. Memberikan sedikit usapan. Ia tahu gadisnya ini gugup, "Ya. Aku akan menemui orang tuamu. Tak usah gugup Jina." Jungkook mencoba memberikan penenangan pada Jina.
Mengulas senyum, Jina kemudian kembali berujar yang disana rautnya menjadi tumpang tindih keheranan, "Memangnya ada masalah apa Sunbae?" gadis itu bertanya dengan tampang polosnya hingga menyebabkan pria berdimple tipis itu terkekeh pelan, "Rahasia Jina. Kau akan mengetahuinya nanti." ujarnya pada dasarnya memang penuh kesengajaan membuat gadis itu semakin penasaran.
Dengan wajah polos yang disana menyimpan beribu keluguan itu, Jina mengerucutkan bibir ranumnya yang lagi, membuat Jungkook kembali memberikan aksen untuk menoleh kearahnya. Lengkungan berupa senyuman oleh pria itu selalu saja terbit saat menatap wajah cantik milik Jina.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...