08|| Different Personalities

490 249 122
                                    

Dalam benaknya, pertanyaan-pertanyaan dari berbagai praduga kerap kali muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam benaknya, pertanyaan-pertanyaan dari berbagai praduga kerap kali muncul. Mencari tahu apa maksud dari jawaban yang sebenar-benarnya tanpa ada rasa kebohongan yang diselipkan dari kalimat yang berupaya membuatnya percaya tersebut. Nyatanya, sudah beberapa kali mengutarakan kalimat yang setidaknya membuatnya tenang, tak lagi berpikiran sesuatu lain, tak membuat benaknya goyah untuk dilintasi tanda tanya.

Masih terlampau beribu keheranan. Ada pula merasakan kejanggalan dari setiap kalimat yang didengarnya melalui indera pendengaran. Jina yakin sekali bahwa ada sesuatu dibalik ini semua. Ada sesuatu yang disembunyikan banyak sosok yang tidak diketahui olehnya. Walau masih berupaya percaya dan tidak berpikir macam-macam, Jina masih tak bisa menyembunyikan rasa kecurigaannya.

Jina tidak mudah untuk dibodohi layaknya seorang bocah. Ia sudah tumbuh dewasa yang otomatis pula, pemikirannya sudah bertumbuh sebagai mana mestinya. Jina tidak bodoh dalam menanggapi suatu kalimat yang ditujukan kepadanya. Mampu berpikir rasional dan dapat merasakan sesuatu yang aneh. Dari gelagatnya saja Jina yakin bahwa ibunya seperti menyembunyikan sesuatu. Dibalik senyum itu, Jina yakin juga bahwa itu hanyalah sebagai pemanis agar dirinya dapat mempercayai itu semua.

Aneh. Semuanya terlalu tiba-tiba. Seperti sudah direncanakan sebelumnya. Namun, ia masih tak terlalu yakin bahwa praduga nya ini adalah benar. Ingin menolak ajakan yang lebih mengarah kearah perintah tuntutan, Jina selalu saja tak bisa melakukannya, karena ia tahu, bahwa Jungkook memang pria yang tak suka ditolak. Apapun jenisnya. Semua ucapan yang selalu mengarahnya selalu saja telak, tegas, dan berisi perintah berupa tuntutan yang pada akhirnya harus menyetujui.

Tak peduli dengan situasi. Dengan tampang yang datar dan menghadirkan aura dingin dalam kepribadian pria itu, tentu saja Jina tak mau menolak lagi. Alasannya tak jauh-jauh dari itu semua. Ujungnya, Jina tahu bahwa jika perintah Jungkook ditolak olehnya, pria itu pasti membentaknya. Entah itu nyata atau tidak, Jina yakin suatu saat pasti terjadi.

"Jika kau masih berpikiran yang tidak-tidak, aku akan jelaskan sekarang. Entah ini sudah disampaikan oleh ibumu atau tidak, aku sudah mengatakannya padamu. Ini demi keamananmu. Aku ingin memastikan gadisku baik-baik saja. Jika kau selalu disampingku, maka aku tak perlu repot-repot untuk menanyakan kabar setiap saat padamu lagi." Jungkook berceletuk, memecah lamunan yang mengarah ke keheningan yang melanda pada keduanya.

Seolah Jungkook tahu apa yang Jina pikirkan atau memang handal dalam meramal pemikiran orang lain. Buktinya saja, tutur kata dari Jungkook sama persis seperti yang berada dalam benak Jina.

Pun beriringan dengan mengundaranya suara dari Jungkook, Jina menoleh ke samping kirinya, bertepatan dimana Jungkook tengah menyetir, "Aku percaya padamu, Sunbae." hanya ada jawaban itu yang dapat disuarakan oleh Jina, walau belum sepenuhnya yakin dan menaruh rasa kepercayaan pada pemuda Jeon tersebut.

"Aku tahu bahwa kau tidak percaya padaku Jina. Perlu ku jelaskan berapa kali lagi hm? Agar kau percaya padaku?" Jungkook kembali bersuara lembut. Harap-harap meyakini gadis itu sepenuhnya bahwa ia tak menyembunyikan sesuatu apapun.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang