27|| Vengeance

335 148 266
                                    

Embaran yang melintasi tempurungnya tanpa henti menyudutkan berbagai spekulasi tak menentu selayaknya dijajah oleh beberapa pasukan tanpa persiapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embaran yang melintasi tempurungnya tanpa henti menyudutkan berbagai spekulasi tak menentu selayaknya dijajah oleh beberapa pasukan tanpa persiapan. Barangkali sebuah jurang menantinya dibawah sana berupaya terbuai akan angan yang didesak oleh asumsi. Sejenak kedua belah guratan jelaganya terpejam, mencari ketenangan mumpuni setelah lama membiarkan banyak perkara menggerayangi tanpa letih meski sebagian kapasitas pola pikir tela dipenuhi berbagai hiruk-pikuk.

Terpahat bagaimana sosok Kim Taehyung yang mengulas relung laci ingatannya manakala kepingan hazel berpadu sorot teduh kian meredup mengitari presensi sang gadis yang terbaring letih membawa segenggam ringkihnya. Kendati Jungkook merasakan sejumput gelenyar ngilu yang membatasi rongga dada manakala pijar redupnya tanpa henti memperlakukan satu objek yang begitu hangat. Meski agaknya Jungkook tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menuai amarah lantaran beberapa saat lalu ia mengantongi amanah pada pemuda Kim sebelum memilih relung tungkainya pergi menjejali sebuah mobil.

Tidak, itu tidak mungkin dan tidak masuk akal. Taehyung takkan mungkin mengkhianatiku.

Sejenak jemarinya berpendar memenuhi pusaran lingkar tempurung kepalanya sesaat menyugar surai legam kehitaman miliknya bersama sekelabat frustrasi tanpa henti mengaliri pahatan jiwa yang telah bergerak acak barangkali telah terbuai oleh karangan hipotesis yang tak dapat dilacak kebenaran dibalik asa. Sekalipun terselip setitik kecurigaan yang terselubung dibaliknya, Jungkook tidakkan bodoh untuk menaruh rasa curiga tanpa bukti akurat yang menjadi afirmasi sebuah fondasi untuk berdiri tegak membentengi pola pikirya yang bergelombang selayaknya paduan arus.

Kubilang berhenti untuk berpikiran negatif tentang Taehyung!

Jungkook harus segera meluruhkan segala dugaan buruk perihal Taehyung kendati telah terasa kacau disertai setangkup gelebah yang kian mengaduk inti pola pikir, agaknya hanya ada ke abu-abuan yang Jungkook dapat lantaran harus beberapa terjal yang ia pijaki guna menetapi lorong kebenaran pada kecurigaan yang telah terpendam dibalik pikiran. Terdengar bagaimana debuman itu menginsterupsi diluar akal sehat, secara tak manusiawi menghanyutkannya membawa decakan yang berulang kali tanpa henti berkumandang dibalik garia labiumnya.

Sial.

Nafas yang kian memburu, satu perkara yang belum dapat terselesaikan kembali menjajah ruang pikirannya, membuat rahang pemuda Jeon itu mengeras. Kepalan tangan yang kian semakin kuat. Semampu mungkin ia menahan amarah agar tak dilumpuhkan dalam satu waktu. Mengingat, ia memang harus menentralkan sejenak pikirannya beberapa waktu lalu. Menepikan mobilnya disebuah cafe, harap-harap dengan memesan sebuah minuman dingin dapat menenggelamkan semua asumsi buruk, Jungkook mendorong pembatas kaca yang menghalau. Gerak gesit ia mendudukkan diri pada sebuah bangku kosong yang tersedia dalam pojok.

"Tae, Aku ingin bertanya satu hal padamu." Manakala baritone menginsterupsi berat disela semilir senyap yang membentangi menyadarkan sang lawan bicara untuk tersentak pada pendirian lantaran terlalu lama tertelan oleh riuh tempurung kepala bekerja.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang