"Eomma. Jungkook rindu. Mengapa kau tidak kembali lagi?" Jungkook melirih dengan ucapannya. Hampir tercekat karena pada akhirnya, pria itu menangisi ibunya. Setiap mengingat nama itu, mustahil Jungkook tak mengeluarkan buliran air matanya.
"Jungkook?"
Suara mengundara samar memasuki indera pendengaran pemuda Jeon itu. Memanggil namanya, namun ia tetap tak memperdulikan. Masih saja melamun, mengabaikan suara yang hampir berkali-kali memanggilnya.
"Jung..." sosok tersebut kembali memanggil, kini posisinya sudah duduk disebelah pemuda Jeon itu. Barangkali Jungkook tak dapat mendengar suaranya yang teramat pelan itu.
"J-jaehyun?!" sepersekon kemudian, lamunan Jungkook terusik. Menolehkan kepala kesamping kirinya ketika mendapati presensi itu dengan tampang terkejutnya. Refleks bangkit dari posisi duduknya, satu langkah mengendur ke belakang.
"Jung..." pria yang diketahui bernama Jung Jaehyun itu mengambil alih langkah maju, melangkahkan kedua tungkai kokoh kearah pemuda Jeon yang semakin mundur ketika ia semakin mendekat.
"Berhenti disana Jung Jaehyun! Jangan mendekat kearahku!" suara Jungkook menginstrupsi tegas. Rahang yang mulai mengeras disertai netra kelam yang menyala-nyala ketika menatap presensi Jaehyun. Dibawah itu, kedua kepalan tangan begitu kuat.
"Kudengar kau ada masalah? Bisakah kau menceritakannya padaku?" pinta pemuda Jung itu dengan seutas senyum ia perlihatkan. Berusaha sebaik mungkin.
Pemuda Jeon mendecih. Masih dengan tatapan nyalang ia adukan dengan kedua sorot mata milik Jaehyun, "Tidak usah berpura-pura baik denganku Jung Jaehyun." Jungkook berucap penuh penekanan disetiap kalimatnya. Baru saja Jaehyun ingin berujar kembali, Jungkook melenggang pergi. Meninggalkan pemuda Jung itu yang terdiam ditempatnya dengan kedua iris masih menyorot kepergian Jungkook.
Dan Jaehyun sadar, bahwa datangnya ia kembali, berusaha memperbaiki semuanya, Jungkook semakin enggan untuk berbicara dengannya yang berujung untuk memperkeruh suasana. Jaehyun terlambat untuk menyadari itu semua. Jungkook sudah terlanjur menaruh rasa benci yang tak dapat dilupakan dan bahkan dimaafkan untuk dirinya. Jaehyun tahu itu.
"Jina. Mulai sekarang, kau tinggal dirumahku."
Usai bertemunya mereka di rooftop, kalimat mengundara dari bibir tipis pemuda Jeon itu mampu membuat Jina harua berpikir berkali-kali, mencerna ucapannya sedemikian rupa. Tetapi, hal itu masih saja mengusik dirinya yang berujung tidak fokus dalam pembelajaran kali ini. Tinggal dirumahnya? Yang benar saja. Apakah Jungkook menganggapnya tidak punya rumah? Setau Jina, mereka tak boleh satu rumah karena mereka bukan pasangan suami istri. Hanya kekasih. Itu pun, ia tahu dari temannya.
Dentingan bel pada akhirnya berbunyi, memunculkan suara heboh pada biasanya dari berbagai tempat. Jina langsung memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas karena tahu bahwa Jungkook pasti menunggunya. Jadi, untuk kali ini, Jina tak ingin pemuda Jeon itu menunggunya terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...