22|| Speak or to Die?

274 149 263
                                    

Suasana tegang kian menyelimuti hunian pemuda Jeon di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana tegang kian menyelimuti hunian pemuda Jeon di pagi hari. Membawakan semua berita yang sekiranya berhasil merebut atensi seorang gadis berpakaian merah tersebut untuk segera menjatuhkan sorot matanya pada layar pijar televisi yang dihidupkan. Menampilkan sesosok reporter yang kini sedang mewawancarai sang saksi. Membuat Jina yang kini mengambil posisi untuk segera menjatuhkan tubuhnya diatas sofa menjadi terdiam seribu bahasa dengan panutan yang tak lepas dari sumber berita.

BREAKING NEWS

Seorang gadis sekolah menengah atas Performing Arts Seoul ditemukan tewas dengan kondisi jazat yang dipenuhi luka lebam menyertakan darah disekujur tubuhnya. Penemuan jazat ditemukan di sebuah gedung kosong terbelalai yang terletak jauh di sudut kota. Di duga dari hasil klarifikasi salah satu saksi dan tes hasil darah, korban di bunuh tepat dibagian perutnya setelah disiksa habis-habisan oleh seorang berpakaian hitam.

Untuk saat ini, kami, tim penyidik masih belum bisa menemukan seorang berpakaian misterius tersebut. Saksi berkata bahwa setelah kejadian itu pembunuh sempat menghilangkan jejak. Dan dari informasi yang kami dapatkan lagi, seseorang tersebut adalah pembunuh berantai yang licik.

Manakala sebuah gaungan suara yang dapat menggerogoti gendang telinganya, tubuh Jina mematung selepas melihat berita baru-baru ini yang dari informasi di dapat membuat beberapa orang menjadi geger. Membuat Jina tak percaya bahwasanya didepan sana ditunjukkan sebuah jazat dengan kondisi memprihatinkan. Luka lebam disekujur tubuhnya serta cairan darah yang sekiranya sudah mengering taktala tim penyidik membuka kantong jenazah. Yang tanpa sadar menghasilkan sebuah lelehan bening yang menetes keluar dari dalam kelopak matanya.

Tak berselang lama hadirnya entitas pemuda Jeon yang baru saja menuruni undakan tangga seusai sesi mandinya. Agaknya, seraut wajah yang dapat dikutip, Jungkook melihat ketegangan dan ketakutan yang kentara, didominasi menjadi satu. Lepas dari presensi seorang Jina, sudut matanya bergulir menghadap sebuah objek layar televisi yang masih menyala menyajikan berita terbaru. Mengurungkan niat untuk mengeringkan rambutnya yang terlampau basah, Jungkook memilih melangkahkan sepasang tungkainya menuju Jina yang masih stagnan disana.

Melakukan observasi sejenak kendati Jungkook tahu ada yang tidak beres dari seraut wajah Jina. Pun setelahnya disusul dengan laju aksara yang lolos dari bibir tipisnya, barangkali dapat menyadarkan lamunan gadis tersebut, "Ada apa denganmu? Mengapa terlihat panik sekali?" agaknya memang diliputi rasa kuriositas tinggi, sejemang pandangannya menerawang pada berita yang masih disuguhkan. Tak ayal untuk memasang telinga guna mendengar sebuah berita yang menyebabkan raut wajah gadisnya berubah, "Bukankah dia bersekolah di tempat kita?" kembali beralih, sorot jelaganya memusatkan pada entitas Jina.

"D-dia adalah salah satu murid di kelasku," hingga perlahan setelah nyawanya ditarik kembali untuk sadar, Jina mulai menjawab dengan pengucapan yang sedikit bergetar. Tak lepas cairan bening yang terus tumpah, berjatuhan ke seluruh permukaan wajahnya.

𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang