Barangkali meminta Jungkook untuk segera kembali berpulang ke negara kelahiran memiliki resiko cukup besar. Namun, Seokjin mendadak kelimpungan untuk mengatasi perkaranya kendati ia memang harus butuh bantuan seorang pimpinan J crop's. Pemuda Kim itu bahkan merutuki dirinya sendiri mengapa disaat pagi buta ini ponselnya berulang kali melakukan panggilan kepada Jungkook. Seokjin bahkan berpikir jika Jungkook terlampau lelah, mengingat banyaknya perkara yang harus dirampungkan oleh si pemuda Jeon sejak menapaki kaki di Amerika.
Bagaimana pun, tak ada pilihan selain dirinya harus tega mengantongkan suatu permintaan agar Jungkook segera pulang setelah perkaranya dirampungkan lebih dulu. Semoga setelah Jungkook kembali, semua masalah dapat terselesaikan tanpa ada akar masalah lain lagi.
"Bagaimana kabarmu sekarang? Sudah merasa baikan sejauh tiga hari pemulihanmu?" tanya Yoongi sesaat menarik lempengan lempengan kokoh dihadapannya bersama lengkungan sudut simpul yang ia tarik taktala menangkap obdisian sang pasien yang terduduk diatas ranjang rumah sakit.
Mengangguk disertai celah labium yang terangkat sempurna membentuk senyum sehangat musim semi dan binaran yang berpijar dibalik netranya, "Tentu saja, dok. Jina sudah lebih baik. Lalu, bagaimana? Apakah Jina sudah boleh pulang sekarang?" Pun Jina mengundarakan tanya harap-harap cemas kendati banyak kehampaan yang tak jarang menghampirinya saat menetap di negara ini.
Masih dengan seulas senyum yang tetap bertahan pada celah labiumnya, pemuda bersetelan jas itu membalas, "Tidak masalah. Seperti yang kau katakan, jika kondisimu sudah lebih membaik, kau dapat kembali ke Seoul sekarang. Setelah aku memberikanmu multi-vitamin untuk meningkatkan stamina mu, kau harus meminumnya dengan selingan makanan bergizi untuk memulihkan keadaanmu seusai operasi tiga hari yang lalu."
"Baiklah, Hyung. Setelah bersiap-siap, kami akan pulang sekarang. Ada masalah yang harus kuatasi di Seoul."
Menyerinyitkan dahi, kuriositas yang tak pernah hinggap dalam benak Yoongi menguar, mencoba mencerna sepenggal kalimat yang tertutur serta sepercik kegelisahan yang mengundang banyak spekulasi membuat pemuda Min itu gencar untuk bertanya, "Kenapa buru-buru sekali? Masalah apa yang membuatmu panik seperti ini?"
Jungkook memijat pangkal hidungnya bersama perkara yang kian berputar riuh dalam benak yang tak jarang membuat kepala berdentum, "Entahlah, Hyung. Aku juga tak mengerti landasan Seokjin Hyung menghubungiku pagi buta. Dia hanya berkata bahwa perusahaanku dalam masalah. Aku hanya takut jika terjadi sesuatu lebih besar lagi seperti pengeboman 3 tahun lalu."
Tak memberikan celah eksplanasi lain untuk sekedar mengetahui perkara yang tengah menyibukkan Jungkook, Yoongi menganggukkan kepala sebanyak dua kali. Kendati ia tahu bahwa setiap manusia memiliki masalah yang bersifat privasi atau tertutup yang seharusnya ia ketahui, "Baiklah kalau begitu. Jika kau butuh bantuan lain, hubungi saja aku. Setelah mengurusnya dan membicarakan hal ini dengan tim medis lainnya, aku akan kembali ke Seoul. Kau bisa pulang lebih dulu, mungkin akan sedikit lama karena aku harus mengurus masalah lain disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...