Jika semuanya bermula pada kata andai, mungkin takkan ada rentetan buruk yang melimpahi getirnya kehidupan dalam dunia. Tak ada realita kelewat kejam yang menimpa sanubari hingga tercekik dalam kubangan lara begitu serupa layaknya neraka yang mengitari diri. Menerawang jauh pada galaksi paling indah hingga menemukan sekumpulan bintang pongah yang mengitari langit. Berharap bintang yang jatuh dapat berubah menjadi lebih yang niscaya akan mengabulkan pintaan yang menyeru bebas ditengah gelapnya malam menginsterupsi seluruh akal sehat.
Segala isi dalam tempurung kepalanya hanyalah terisi penuh oleh genangan andai meski tahu dunia nyatanya lebih kejam memainkan setiap takdir melalui ulasan peristiwa. Seandainya ia lebih handal memainkan tiap dentingan waktu atau sekiranya dapat mengundur suatu peristiwa yang barangkali suatu kegilaan tak pernah terjadi. Kendati kembali teringat bahwa andai takkan pernah terjamah oleh dunia hingga berangsur menimbulkan keadaan buruk yang lebih besar jatuh menimpa pola pikirannya.
Lagi-lagi dimainkan oleh letupan keras yang mengggelora layaknya bom tengah menghitung mundur perihal persiapan luncurannya. Frekuensi degupannya keras barangkali telah dihujami beberapa material bangunan yang sangat berat hingga harus merobek irisan kulit kemudian menumbuhkan setetes luka didalamnya. Membangkitkan peristiwa kelabu yang membuatnya tercekik atau nyaris sekarat akibat deru nafasnya berangsur-angsur menyeru berat. Meski seraut tetap terjaga perihal benteng pertahanan yang ia ukir, akan tetapi batin selalu berkata jujur.
Kendati suasana hati yang melingkupinya telah melahirkan peristiwa banjir genangan air. Sudut kelopaknya bergetar, pupil mata yang melingkupi dihalau oleh setetes air yang perlahan berjatuhan. Hingga berikutnya terdengar suara itu kembali menginsterupsi, menarik seluruh kesadarannya dalam kepedihan hingga harus memusat satu titik gravitasi. Mulai dari memberikan rentetan kalimat meski harus menimbulka beberapa korban terjembab pada jurang penuh duri untuk menumbuhkan sepercik luka yang menggerayangi permukaan kulit.
"Setelah saya diagnosa, Tuan Junghyun mengalami Leukimia atau kanker darah yang menyebabkan ia sering kelelahan atau penurunan berat badan secara drastis. Di sudut pergelangan tangannya terlihat beberapa memar. Tuan Junghyun mengalami jenis Leukima limfositik kronis atau disebut CLL. Leukimia jenis ini menandakan bahwa penyakit telah berkembang atau dapat memburuk secara perlahan. Kata lain, Tuan Junghyun sama sekali tak merasakan gejala awal memasuki tubuhnya. Beberapa saat yang lalu, pasien mengalami sesak napas.
"Yang saya takutkan akibat gejala sesak napas akan rentan menimbulkan beberapa infeksi yang menyumbat seluruh sarafnya. Hal ini termasuk peristiwa langkah karena ada beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya Leukimia. Salah satunya adalah keluarga yang sebelumnya pernah menderita kanker merah. Juga, Tuan Junghyun sebelumnya mengalami demam cukup tinggi karena paparan gejala Leukimia yang bergerak cukup aktif. Setelah ini saya akan mengambil sampel darah dan jaringan di sumsum tulang untuk memastikan penyebab serta mendeteksi penyakit lain yang cepat berkembang. Mungkin hasil pemeriksaan harus menunggu beberapa hari agar hasil sampel darah akurat melalui uji laboratorium."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoésieHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...