Degup jantung abnormal— gelora ritme tak menentu yang menyambangi anggota saraf tubuhnya mati rasa dalam jangkauan detik yang memainkan pergerakan detak tak manusiawi. Sekujur raganya membatu barangkali dibekukan oleh keriuhan yang tertampung dalam inti kepala. Jina kembali menoleh, mendengar suara baritone yang mengalun sembari menepuk perlahan pundaknya. Menemukan entitas pemuda itu adalah salah satu ketakutan terbesarnya. Keringat nampak berjatuhan perlahan membasahi permukaan wajahnya yang terlapis dengan masker.
Kendati masker yang Jina gunakan bisa saja takkan menutupi segala identitasnya taktala pemuda perawakan tinggi itu masih menilik sepasang netra nya; begitu intens, memancarkan aura gugup tak berujung. Jangka kala kepingan hazel pemuda itu membulat tak cuma-cuma lantaran laci ingatannya bisa melihat siapa gadis dibalik masker hitam itu, walau mungkin hanya sebatas asumsi, Taehyung rupanya begitu yakin. Ditepis berkali-kali pun, rasanya probabilitas kembali datang menghampiri.
"Kau?" Taehyung terdiam untuk beberapa saat taktala memangkas bentangan spasi, mulai melangkahkan sepasang tungkainya presensi menghampiri Jina yang mematung ditempat.
"Maaf, tapi, bisakah kau membuka maskermu?" pun Taehyung tentu berhati-hati lantaran gaungan frasa yang terlontar terdengar gamblang, atau sedikit mengganggu."Apakah kau Jina?"
Suara baritone yang kembali mengalun setelah bersekon detik terdiam bak patung sembari mengamati setiap inci entitas sang gadis. Seraut keterkejutan tertahan terlampir. Pun Jina rasanya tak bisa untuk kabur, sekalipun untuk pergi lagi. Terjebak situasi semacam ini adalah hal yang Jina benci. Jelas kali gadis itu nampak melempar sorot pada vas bunga manakala kepingan hazel Taehyung bersitatap dengan dirinya. Jelas Jina tak pernah menduga sebelumnya bahwa ia akan bertemu dengan Taehyung, ditempat keramaian. Segala sesuatu yang mati-matian ia sembunyikan, termasuk segala identitasnya seolah disingkap dalam sekejap.
Tubuhnya bergetar berkabut kelabu bersama rasa gundah tak kunjung henti. Pun keringat dingin semakin berjatuhan, pertemuan tanpa disengaja seolah mendorongkan pada dasar jurang. Terlampau takut lantaran pemuda Kim itu akan mengenalinya. Terlebih potongan aksara yang terlontar, membuat Jina semakin disudutkan.
Menggeleng pelan jangka kala gadis itu memilih bungkam yang mendasari jawabannya, alis Taehyung mengerut samar bersama gurat penuh tanda tanya yang terlampir. Kendati ia kembali mencoba mengundarakan aksara, lebih dulu gadis itu bersuara, "Maaf. Aku bukan seseorang yang kau cari. Permisi." sontak Taehyung melonggarkan cekalannya, barangkali ia salah menduga meski nurani terus memberontak untuk mengatakan hal yang sebenarnya.
Meninggalkan pemuda Kim yang tengah ditutupi kabut kelabu, punggung badan yang kian melesat dari pandangan mata, Taehyung tetap stagnan di posisinya. Membiarkan banyak kuriositas tengah bergerumul dalam otaknya tanpa terjawab satupun. Menggeleng pelan, barangkali ia harus menepis kembali asumsi semata yang begitu kelabu tanpa ada kebenaran, pada akhirnya Taehyung mengundarakan helaan nafas panjang dari celah labiumnya, berlalu pergi tanpa banyak pertimbangan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...