Sepasang netra bulat berwarna cokelat itu masih menatap lurus kedepan. Memberikan aksen untuk memperhatikan sebuah objek lebar yang berjarak cukup jauh. Suasana saat ini hening, hanya ada suara seorang guru yang sudah mengundara sejak tadi. Menjelaskan tiap inci materi yang disampaikannya melalui sumber utama yang tak lain adalah buku pelajaran.
Dari kaca mata yang bersangkar diantara pangkal hidung itu, seorang siswa memperhatikan objek buku yang terbuka didepannya. Menghadirkan rentetan tulisan-tulisan yang diperjelas dalam bentuk kalimat. Sekekali pula, netra bulat yang dilindungi oleh kaca mata itu menatap presensi seorang guru hingga menghadirkan raut keseriusan.
Tak tinggal diam saja, kini, jemarinya pun ikut bergerak. Menggunakan sebuah pena yang berada diantara jemari telunjuk dan jempolnya. Menuliskan kata perkata hingga menyusun sebuah kalimat yang dituliskan diatas lembaran putih yang sudah dibentuk menjadi sebuah buku tulis. Sementara rungu itu masih mendengarkan ujaran sang guru dari depan sana sembari mencatatkan pokok-pokok dari materi hari ini.
"Psst. Jung." hingga pada akhirnya, sebuah suara mengundara pelan mengusik kefokusannya memperhatikan presensi guru itu.
Pribadi yang merasa terpanggil itu lantas menghentikan kegiatannya. Menaruh pena diatas buku yang sudah bercoret hasil kata-kata yang dirangkainya tadi. Memberikan aksen perhatian pada sosok yang memanggilnya hanya dengan mengangkat dagu keatas dan alis yang sedikit menukik. Berbicara tanpa suara yang melalui isyarat lewat wajah.
"Bacalah." Taehyung yang kini sedang berada disamping kanan itu pun memberikan sebuah lembar kertas kehadapan pemuda Jeon.
Ketika kertas itu sampai pada sebuah genggaman tangannya, memunculkan lemparan tatapan yang berupa keheranan menatap pemuda Kim itu. Alis yang masih menunik, seolah untuk kedua kalinya ia melemparkan pertanyaan melalui isyarat.
"Baca saja." instruksi pemuda itu pada akhirnya yang terdengar pelan, lebih tepatnya sebuah bisikan kecil nyaris tak terdengar jika jarak mereka tidak dekat.
Menurut, mau tak mau Jungkook mengangguk mengiyakan. Maka, jemarinya mulai bergerak pelan membuka lembaran kertas putih yang sebelumnya telah digulung rapat oleh pemuda Kim tadi. Masih sama, sekekali Taehyung mencuri pandang kesamping kirinya, memastikan apakah Jungkook benar-benar melakukan instruksinya atau tidak. Senyum berupa lengkungan tipis itu perlahan terbit ketika maniknya menangkap pemuda Jeon itu mulai membaca isi dari apa yang diberinya beberapa detik sebelumnya.
"Kau benar-benar ingin memilikinya, Jung?"
Hingga selang beberapa waktu, Jungkook kembali menoleh kesamping kanannya. Masih mendapati presensi pria bernama Taehyung yang menatapnya. Tak lama disusul dengan sebuah anggukan kecil tanpa bersuara sedikit pun, mulai kertas itu kembali hingga tertutup kemudian memberikannya kepada sang pemilik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...