F O U R T Y F I V E🍃

798 66 1
                                    



Kamu hanya perlu menentukan jalan kamu sendiri, karna hidup ini adalah milik kamu sendiri. Jangan pernah ragu untuk menggapai apapun yang kamu inginkan, meskipun banyak orang yang meremehkan kamu. Hidup kamu kedepannya adalah hasil dari pilihan yang kamu pilih saat ini. Jangan pernah ragu dengan apapun yang kamu inginkan



    Mungkin benar tengang ungkapan bahwa awal itu sulit tapi tidak dengan selanjutnya.

    Bella membaringkan tubuhnya yang lelah diatas kasur miliknya dan memejamkan matanya, rasanya seluruh tubuhnya terlalu lelah hari ini. Suara ketukan pintu membuat Bella membuka matanya dan mendudukkan dirinya diatas kasur menatap Nara yang kini berjalan menghampirinya dengan senyum.

"Apa kamu lelah?"

    Bella bergumam pelan sambil menganggukan-anggukan kepalanya. "Papa sudah bilang sama Mama bahwa besok malam aku nginep dirumah Papa?" tanya Bella memastikan.

      Nara menganggukan kepalanya. "Papa sudah bilang sama Mama saat tadi menjemput kamu. Bagaimana menurut kamu?"

      Bella mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan Nara. "Apa maksud Mama?" tanya Bella.

"Papa, apa kamu akan memilih Papa saat persidangan nanti? Mama mohon kamu jujur, Bella," kata Nara tersenyum kecil.

       Bella membisu dengan pandangan menatap gorden putih yang berkibar dengan kosong. Benar, pengacara Galen dan Tama sudah memberitahunya tentang hal ini tapi tetap saja rasanya aneh ketika mendengar pertanyaan ini keluar dari mulut Nara. Bella memang memiliki hak penuh untuk memilih siapa yang akan mendapatkan hak asuh atas dirinya, tapi tetap saja jika memikirkan hal ini hatinya terasa sesak— seakan ada ribuan beban berat yang menghampiri hatinya.

"Sejujurnya aku belum bisa menentukan hal ini. Tapi jika memang harus memilih maka aku akan memilih Mama," ucap Bella menatap Nara dengan senyum kecil. Mata hazel Bella berkaca-kaca menatap Nara yang kini mengeluarkan air mata bahagianya.

"Sejujurnya aku tidak tahu perasaan apa yang aku rasakan saat bersama dengan Papa selama tiga hari aku bertemu dengan Papa, aku sendiri bingung. Mungkin aku hanya penasaran bagaimana rasanya bersama dengan Papa kandung aku sendiri, atau mungkin juga aku melampiaskan rasa rindu akan kehadiran sosok Papa. Tapi aku juga bertanya-tanya sendiri, apa benar aku merindukan Papa? Atau hanya penasaran? Aku bahkan gak bisa memastikan perasaan aku sendiri," ungkap Bella jujur, menghela nafas sejenak Bella kembali melanjutkan ucapannya. "Jujur rasa yang berat. Kita bertemu, berbincang, tertawa dan saling berbicara tentang kesukaan masing-masing. Tapi aku merasa perasaan hampa. Entah mengapa perasaan itu yang datang setiap kali kita bertemu, aku juga tidak mengetahuinya. Apa dia benar Papa kandung aku?"

    Nara terdiam dengan air mata mengalir mendengar setiap kata yang diucapkan Bella. Bella memang mengucapkannya dengan nada yang biasa tapi entah mengapa ada pancaran mata yang mengatakan keraguan dalam setiap kata yang diucapannya. Bella, putrinya berpikir tentang hal yang seharusnya tidak dipikirkan anak seusianya. Bella menjadi dewasa lebih cepat dibandingkan anak seusianya. Nara memeluk Bella dengan erat mengusap-usap punggung Bella yang tanpa kasat mata banyak beban yang ditanggung gadis berusia enam belas tahun tersebut.

     Nara memang tidak bisa mengulang waktu yang telah lewat, tapi Nara akan membuat waktu yang akan datang untuk membahagiakan putri satu-satunya ini. Bella adalah segalanya dalam hidupnya, dan Nara akan melakukan apapun agar putrinya bahagia meskipun harus melepaskan Bella untuk bahagia.

    Sejujurnya tidak ada didunia ini seorang Ibu yang ingin dipisahkan dengan anaknya. Tapi Nara akan melepaskan Bella jika kebahagiaan Bella bukan padanya. Nara akan melakukan apapun demi kebahagiaan putrinya, meskipun dengan menghapus kebahagiaan dirinya sendiri.

MY BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang