T W E N T Y🍃

1.2K 95 9
                                    



Nikmati apa yang menjadi milikmu sekarang, karna kau tidak akan bisa menyangka jika suatu saat itu akan hilang dari dirimu.



"SUMPAH DEMI APAPUN ADELIO TERLIHAT LEBIH BERKHARISMA HARI INI!"

  Bukannya senang mendengar pujian yang lontarkan Ody sahabatnya Adelio justru merasa itu adalah salah satu bentuk penghinaan baginya, bagaimana tidak? Adelio baru tahu tadi pagi saat sarapan sebelum berangkat sekolah untuk mengerjakan ujian dan banyak sekali DM masuk di Instagramnya, bukan DM biasa melainkan DM tentang dirinya kemarin yang menjadi mahakarya Delvin. Adelio ingin mengumpat dan meneriaki serta memaki-maki Delvin akan tetapi ia tidak bisa melakukannya, selain karna ia menghormati Delvin ia juga tidak ingin menjadi korban kejahilan Delvin lagi.

"Berisik!" Tukas Adelio tajam dan sontak menghentikan tawa kedua temannya.

"Del, gue boleh tanya gak?" Tanya Gilang dan berdehem untuk menetralkan kembali suaranya.

"Apa?!" Sahut Adelio dengan sengit. Adelio menjawab seakan-akan ia tidak akan mengampuni jika sahabatnya membuatnya mengibarkan bendera perang.

"Santa dong, bro! Soal cewe yang di postingannya Delvin kemarin itu cewenya?"

   Adelio mengerutkan alisnya bingung. Cewe yang mana? Tunggu! Adelio berpikir begitu seakan-akan selama ini Delvin memiliki banyak gadis di sekelilingnya. Adelio mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya dan membuka sosmed Kakak tertuanya, sebenarnya ia sendiri tidak tahu jika Delvin memposting foto gadis.

   Bella? Delvin memposting foto Bella? Adelio bahkan baru tahu sekarang dan postingannya memang kemarin saat bersamaan dengan Delvin yang memposting foto mahakaryanya di wajah Adelio. Adelio memasukan kembali ponselnya kedalam tas dan menatap Gilang dengan mata menyipit tajam.

"Kenapa emangnya?" Tanya Adelio curiga.

    Gilang berdehem chessy dan menggelengkan kepalanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Cuma mau tau aja. Lo tau sendiri Delvin jarang banget deket sama gadis, padahal fans dia banyak banget," Jawab Gilang menjelaskan.

"Oh." Hanya itu yang menjadi tanggapan Adelio dan kembali meminum jus alpukat nya.

"Ngomong-ngomong Lo belum jawab pertanyaan Gilang, Lio," Celetuk Ody sambil menaik turunkan alisnya, menggoda Adelio.

"Kenapa kalian suka? Jangan suka dia! Lo harus hadapin tiga singa yang berbahaya kalau suka sama dia!" Tukas Adelio dan berlalu dirinya masih ada rapat osis.

     Adelio ingin tertawa ketika ungkapan tiga singa untuk Galen, dirinya  dan juga Delvin. Entah mengapa Adelio memilih ungkapan itu, lagipula apa yang ia katakan adalah kenyataannya. Adelio sangat yakin jika Galen tidak akan mengizinkan Bella didekati dengan semudah itu begitupula dengan Delvin dan juga dirinya, meskipun ia tidak perduli bagaimanapun Bella adalah adik perempuan yang ia miliki satu-satunya dan sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga adiknya meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali, tapi Adelio menyayangi Bella dengan tulus.

     Adelio membuka pintu ruang osis dan sudah banyak anggota osis yang duduk rapih dimeja rapat demgan berkas yang dipegang mereka masing-masing. Adelio duduk ditempatnya dan langsung diberikan map berwarna merah oleh Delina—sekretaris osis dan segera dibuka untuk ia tinjau sejauh mana persiapan mereka.

"Untuk dekorasi semuanya sepakat untuk memakai tema Autumn Leaves, menurut Lo gimana?"

   Adelio menutup map dan memasukannya kedalam tasnya. "Nadine tolong nyalakan layar proyeksinya dan Rio tolong matikan lampu," perintah Adelio dan langsung dikerjakan anggota osisnya.

MY BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang