Saya rasa kemungkinan saya akan update secara berkala setiap 3-4 hari setelah terkahir kali saya publis cerita terbaru.
•
•
•Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing didalam sebuah kehidupan. Tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang cacat. Hanya saja bagaimana kita mencoba untuk berusaha menjadi lebih baik dibandingkan hari sebelumnya.
•
•
•"Hadiah."
Bella menghentikan makannya dan menaruh kembali sendok yang berisi makanan lalu menatap Delvin yang kini mengadahkan tangannya tepat didepan Bella, apa maksud pekataannya? Hadiah? Kenapa tiba-tiba Delvin meminta hadiah? Apakah ini hari ulang tahunnya? Bella menyalakan ponsel yang ada disampingnya dan menatap tanggal yang tertera. 5 Februari itu artinya hari ini bukan hari ulang tahun Delvin.
"Ini bukan hari ulang tahun Ka Delvin. Terus kenapa minta hadiah?" Tanya Bella sambil menatap Delvin dengan bingung.
"Hm, kenapa ya?" Ucap Delvin sambil menatap Bella sambil tersenyum lalu melanjutkan ucapannya, "Aku menang Voli hari ini, kamu gak mau kasih aku hadiah?"
Bella tertawa pelan mendengar ia apaan Delvin yang sungguh konyol, saat ini Delvin bagaikan anak kecil yang meminta dibelikan hadiah.
"Bukannya masih ada beberapa tahap lagi sebelum akhirnya diumumkan jadi pemenang?" Tanya Bella yang membuat Delvin menghela nafas.
"Kamu gak seru, Bel," Ucap Delvin dan kembali memakan makanannya mengabaikan Bella yang bertanya padanya.
Bella menghela nafas dan melanjutkan memakan nasi goreng yang tinggal setengah dibandingkan harus membujuk Delvin yang mungkin saat ini sedang marah padanya, apa benar Delvin marah padanya?
Bella berjalan beriringan dengan Dina dan sesekali mereka mengobrol dan bercanda bersama, sama seperti saat mereka satu sekolah. Bella menarik paksa Dina masuk kedalam perpustakaan yang terlihat begitu sepi karna Bella yakin Dina akan menyukai isi perpustakaan yang akan membuatnya tenggelam dalam isi buku-buku yang ada didalamnya.
Bella mengisi formulir siapa saja yang datang ke perpustakaan lalu kembali menarik Bella disalah satu bangku yang dekat dengan jendel dan meninggalkannya untuk mencari buku. Bella membawa setumpuk buku dengan berbeda judul serta cover dan menaruhnya tepat dihadapkan Dina yang ditatapnya tidak percaya.
"Hm, buku novel disini lengkap dan bangus, kata Ka Delvin," Ucap Bella menjelaskan apa yang mungkin ditanyakan Dina dalam pikirannya.
"Seandainya sekolah kita punya perpustakaan kaya gini juga, mungkin gue akan lebih rajin absen di perpustakaan dibandingkan ke BK. Kayanya salah deh, sekolah gue," Kata Dina sambil tertawa ringan.
Bella memang tahu bahwa Dina sama seperti Delvin, sama-sama begitu menyukai novel. Bella meninggalkan Dina yang tenggelam dalam bacaannya dan lebih memilih memperhatikan buku yang ada di perpustakaan untuk dibacanya. Bella mengambil buku yang menurutnya menarik untuk dibaca dan ikut duduk dihadapkan Dina. Bella tidak tahu berapa lama yang ia habiskan untuk membaca karna dirinya begitu larut dalam kumpulan puisi-puisi yang dibacanya, begitu indah membuat Bella tidak tahu bahwa berapa lama ia menghabiskan waktu didalam perpustakaan ini.
Bella melambaikan tangan pada Dina yang sudah berlalu dengan membawa satu novel yang dipinjam atas nama dirinya. Bella kembali ke kelasnya yang cukup sepi karna sebagian pasti memeilih menonton pertandingan basket yang kini sedang berlangsung, Bella menaruh buku puisi yang juga dipinjamnya kedalam tas dan melihat lapangan dari balik jendela kelasnya.
Bella menatap Adelio yang mencathing bola dari salah satu anggota timnya lalu mendribbling bola berwarna orange dengan garis hitam mendekati ring lawan dengan begitu lincah, Adelio melompat tinggi melakukan shooting akan tetapi bola gagal untuk masuk ring. Adelio kembali melompat tinggi dan melakukan rebound dengan lawan yang ikut melakukan rebound agar Adelio tidak dapat memadukan bola akan tetapi Adelio lebih lincah hingga bola berwarna orang dengan garis hitam memasuki ring dengan mulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER [END]
Teen Fiction🍃[ SELESAI BELUM DI REVISI!!!] Arrabella tidak pernah mengharapkan memiliki seorang yang melindunginya dan selalu ada untuknya di saat ia butuhkan, selain Mamanya yang selalu sibuk. 15 tahun hidupnya selalu diwarnai dengan putih diatas kertas...