•
•
•Jika aku bilang bahwa dia adalah kamu apakah kamu akan percaya?
•
•
•Nara membawa beberapa cemilan yang dibuatnya bersama Bella sejak pagi dan ditaruh dimeja yang ada dihadapan sofa. Kini mereka sekeluarga— atau lebih tepatnya Galen dan Nara sepakat untuk meluangkan waktu untuk hari ini bersantai bersama dan saling berbagi cerita, karna dalam keluarga komunikasi adalah hal yang penting untuk dilakukan.
"Liburan tahun baru kalian mau kemana?" Tanya Galen pada ketiga anaknya yang kini juga sedang menikmati film yang ditayangkan.
"Dubai."
"Bali."
"Dirumah."
"Arrabella!"
Delvin dan Adelio refleks protes mendengar Bella yang dengan santainya mengucapkan hanya ingin berada dirumah. Apa gadis satu itu tidak bosan terus berada dirumah? Apa tidak cukup selama ini mereka berada dirumah? Bahkan saat akan tahun baru mereka hanya akan ada dirumah? Tidak bisa dipercaya.
Bella menatap bingung Delvin dan juga Adelio yang meneriaki namanya. Memangnya ucapannya ada yang salah? "Kenapa?" tanya Bella dengan bingung.
"Malah nanya kenapa lagi, masa iya tahun baru mau dirumah aja, kalau gitu mendingan gak usah ada tahun baru," kata Adelio dengan sinis.
Bella bukannya tidak ingin pergi hanya saja dirinya merasa jika pepergian terkadang malah hal yang menyulitkan, menurutnya jalan-jalan yang jauh hanya akan membuat badannya terasa pegal-pegal, terlebih lagi harus naik pesawat.
"Bella takut naik pesawat," kata Nara dengan kekehan diakhir kalimatnya.
"Mama!" Protes Bella menatap Nara dengan cemberut.
Suara tawa dari Adelio membuat Bella semakin cemberut. Dirinya memang takut untuk menaiki kendaraan yang terbang diudara itu, bukan karna apa karna dulu saat mengikuti lomba yang ada diluar negeri dirinya mengalami goncajangan pesawat yang membuatnya takut untuk naik pesawat kembali.
Adelio menepuk-beluk puncak kepala Bella dengan pelan lalu berkata sambil berusaha menahan tawanya, "Tenang, disini ada dua Kakak kamu yang akan menjaga kamu."
Bella tahu Adelio mengatakan itu bukan karna khawatir atau simpati padanya melainkan mengejeknya, terlihat bagaimana Adelio malah tertawa kencang setelah mengucapkan perkataannya barusan. Memang menyebalkan karna mempunyai Kakak seperti Adelio.
Galen menatap Adelio dengan gelengan kepala heran, Adelio benar-benar selalu bisa membuat orang jengkel. Galen mengusap surai Bella dengan lembut membuat Bella menatapnya. "Gimana kalau kita ke Bandung, apa kamu mau? Sekalian untuk menghilangkan penat di sibuknya perkotaan."
Bella selalu merasa tersentuh ketika Galen menatapnya dengan tatapan seperti ini— tatapan yang sama seperti yang selalu diperlihatkan Nara; lembut dan penuh kasih sayang.
Bella mengangguk-anggukkan kepalanya, menurutnya lebih baik dibandingkan harus dengan maniku pesawat. "Bandung yang terbaik."
"Bukannya Dubai yang terbaik? Disana banyak spot foto bagus juga makanannya enak-enak," ucap Adelio dengan nada menyakinkan, dirinya berharap bahwa tahun ini mereka akan ke Dubai.
"Bandung yang terbaik."
"Dubai."
"Bandung."
"Dubai."
"Bandung!"
"Dubai!"
"Anak-anak! Sampai kapan kalian akan berdebat?" Tanya Nara melerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER [END]
Ficțiune adolescenți🍃[ SELESAI BELUM DI REVISI!!!] Arrabella tidak pernah mengharapkan memiliki seorang yang melindunginya dan selalu ada untuknya di saat ia butuhkan, selain Mamanya yang selalu sibuk. 15 tahun hidupnya selalu diwarnai dengan putih diatas kertas...