Note; saat ini fokus aku untuk alur ya biar tidak terlalu panjang. Dan rencana aku tuh ada squel (karna pertimbangan lagi setelah riset akhir"ini)
•
•
•Karna kamu adalah bagian terpenting dalam hidup aku.
•
•
•Bella tertawa kecil melihat beberapa anak kucing yang berbeda warna berlarian di halaman keluarga Wijaya. Saat dirinya terbangun pagi hari tadi Bella sudah melihat begitu banyak anak kucing berada dikasurnya sedang mengeong, tentu saja dirinya terkejut dengan banyaknya anak kucing dikasurnya.
Bella memang menyukai anak kucing, tapi tidak pernah menyangka dirinya bisa memiliki begitu banyak anak kucing. Tawa Bella pecah melihat salah satu anak kucing yang terjatuh hingga masuk kedalam kubangan air. Bella berlari kecil untuk mengeluarkan anak kucing tersebut dari sana.
"Nona, biar saya saja yang mengambilnya."
Bella menghentikan gerakannya dan menatap wanita yang terlihat masih muda dengan senyum. "Saya bisa sendiri. Tolong ambilkan air bersih, sabun dan juga handuk untuk membersihkan anak kucing ini," ucap Bella lalu mendekap anak kucing yang mengeong karna kedinginan.
Pelayan tersebut tidak bisa membantah dan berlari masuk kedalam untuk mengambilkan apa yang diminta Nona mudanya tersebut. Dirinya tidak ingin dipecat karna mengabaikan perkataan Nona mudanya.
Bella menaruh anak kucing tersebut kedalam air bersih dan memandikannya. Bella meringis kecil ketika kuku anak kucing tersebut menggores lengannya, tidak terlalu sakit hanya saja dirinya terkejut. Setelah selesai Bella mengambil handuk yang diberikan pelayan yang selalu mendampinginya.
"Apa yang kamu lakukan, Bella?"
Bella menghentikan kegiatannya mengeringkan bulu buku halus anak kucing dan menatap Kenan yang kini berjalan semakin mendekat kearahnya. "Membersihkan anak kucing?"
Kenan menaikan alisnya satu bingung dengan jawaban Bella yang justru menjerumus pada pertanyaan. Perhatian Kenan terlatih pada anak kucing yang dibungkus dengan handuk ditangan Bella. Kenan mengambil anak kucing tersebut dan memberikannya pada pelayan yang menundukkan kepalanya. Rahang Kenan mengeras melihat beberapa cakaran yang ada ditangan Bella.
"Apa yang kau lakukan? Mengapa membuat Bella membersihkan kucing sialan itu?! Kau lihat tanganya kini tergores!" bentak Kenan tajam pada pelayan yang semakin menundukkan kepalanya.
"Maaf Tuan Muda, Nona—"
"Aku yang memilih untuk membersihkan anak kucing itu sendiri," potong Bella cepat membuat Kenan menghela nafas.
Kenan menarik tangan Bella dengan hati-hari dan mendudukkan adiknya tersebut dibangku taman. Kenan memerintahkan salah satu pelayan untuk mengambil kotak obat dengan cepat. Dirinya menyesal membelikan Bella begitu banyak anak kucing jika hanya membuat adiknya terluka. Kenan memang membelikan Bella anak kucing karna adiknya tersebut menyukainya, tapi kenapa anak kucing sialan tersebut melukai adiknya?!
Kenan menerima kotak obat yang diberikan pelayan dan mengobati lengan Bella dengan hati-hati.
"Aku baik-baik saja ini hanya—"
"Gak usah bicara!" Perintah Kenan tegas menatap Bella datar.
Bella terdiam memilih untuk menuruti kemauan Kenan. Bella menatap Kenan yang kini membersihkan lukanya dengan alkohol dan entah kenapa dirinya malah teringat dengan Delvin dan juga Adelio disaat bersamaan. Dulu dirinya juga pernah terluka dan Adelio memarahinya serta Delvin yang mengobatinya, tapi setelah itu Adelio menggantikan Delvin mengobatinya karna Delvin harus pergi ada urusan mendadak. Tunggu! Apakah dirinya merindukan keduanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER [END]
Teen Fiction🍃[ SELESAI BELUM DI REVISI!!!] Arrabella tidak pernah mengharapkan memiliki seorang yang melindunginya dan selalu ada untuknya di saat ia butuhkan, selain Mamanya yang selalu sibuk. 15 tahun hidupnya selalu diwarnai dengan putih diatas kertas...