•
•
•Setiap orang membutuhkan waktu untuk menerima apa yang terjadi pada hidup mereka— entah itu baik atau buruknya.
•
•
•"Kalau aku bilang bahwa dia adalah kamu bagaimana? Apa kamu akan percaya?"
Bella menatap Kenan dengan pandangan bingung dan kehilangan kata-kata. Raut wajah Kenan yang serius menunjukan bahwa Bella harus percaya padanya; tapi, Bella berharap bahwa Kenan hanya bercanda dalam kalimatnya barusan.
"Candaan Ka Kenan sama sekali—"
"Apa wajah aku terlihat bercanda Bella?" Potong Kenan cepat tidak membiarkan Bella menyelesaikan perkataannya.
Bella kembali terdiam menatap Kenan yang kini juga menatapnya dengan sorot mata menyakinkan.
"Mungkin Ka Kenan gak tahu bahwa aku hanya anak tunggal dari Mama, dan perkataan yang Ka Kenan yang—"
"Apa aku bilang bahwa kita satu Ibu Bella? Apa aku pernah bilang hal seperti itu pada kamu?" Lagi-lagi Kenan memotong ucapan Bella tidak ingin mendengar sanggahan yang dilontarkan Bella.
Bella kembali terdiam, karna untuk sekian kalinya hatinya dihantam oleh kenyataan yang bahkan tidak pernah diketahuinya. Bella ingin tertawa keras mendengar perkataan Kenan yang tidak masuk akal sama sekali. Kenan hanya orang luar yang bahkan tidak tahu bagaimana kehidupan yang Ia jalani selama ini, dan tiba-tiba saja berkata bahwa Ia adalah adiknya. Bella mengerti jika Kenan merasa frustasi memikirkan bagaimana reaksi dia yang disebut adik oleh Kenan tidak tahu bahwa memiliki Kakak, tapi mengapa harus dirinya yang dijadikan kelinci percobaan Kenan? Bukankah Kenan terlalu kecam padanya?
Bella menatap Kenan dengan wajah tidak percaya dan tertawa kecil. "Apa Ka Kenan halu? Mama mempunyai aku karna kesalahan dan Papa kandung aku meninggal karna kecelakaan saat mereka akan menikah! Ka Kenan hanya orang luar yang bahkan gak tau apapun tentang hidup aku! Tolong jangan berkata hal yang gak masuk akal!" Tegas Bella lalu berjalan meninggalkan Kenan dengan emosi.
Kenan segera menarik tangan Bella dan membuat gadis dibawah satu tahun itu menatapnya. Kenan mencengkram bahu Bella dengan kuat namun tidak sampai menyakitinya, bagaimanapun dirinya sudah memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi; termasuk Bella yang tidak percaya padanya dan mengatakannya dirinya orang gila. Kenan tidak perduli dengan itu sama sekali! Saat ini dirinya akan mengatakan yang sebenarnya, meskipun hal itu menyakiti keduanya; baik Bella ataupun dirinya.
"Apa selama ini kamu berpikir itu adalah hal yang sesungguhnya? Kamu terlalu naif Bella!" ucap Kenan sedikit kasar. Kenan tidak membiarkan Bella berbicara dan kembali melanjutkan ucapannya, "Apa kamu bisa lihat ekspresi wajah kamu sendiri ketika membicarakan Mama Nara? Kamu terluka, aku tahu itu. Kamu tidak percaya dan mencoba untuk percaya meskipun itu bukanlah hal yang sebenarnya! Kamu hanya menutupi semuanya dengan kamu berpikir bahwa itu adalah yang sesungguhnya! Kamu terlalu naif Bella!"
Bella meremas dress selututnya dengan erat. Kenan benar dirinya terlalu naif yang terus mempercayai perkataan Nara meskipun dirinya tahu bahwa Nara membohonginya selama ini. Bella hanya tidak ingin membuat Nara mengeluarkan air mata karna dirinya yang bertanya tentang bagaimana dirinya berada didunia ini. Bella tahu dirinya naif karna membuat dirinya sendiri berusaha untuk mempercayai perkataan Nara yang terpancar jelas dari sorot mata Nara bahwa itu adalah kebohongan.
Kenan terdiam sedih menatap tepat dimanik mata Bella yang kebingungan dan berkaca. Kenan tidak ingin membuat Bella menangis karna dirinya, tapi ini adalah satu-satunya cara agar Bella bisa mempercayainya. Keman tidak memiliki pilihan selain membuat Bella sandar bahwa dirinya terlalu naif mempercayai apa yang sebenarnya tidak ia percayai juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/227689712-288-k558832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER [END]
Teen Fiction🍃[ SELESAI BELUM DI REVISI!!!] Arrabella tidak pernah mengharapkan memiliki seorang yang melindunginya dan selalu ada untuknya di saat ia butuhkan, selain Mamanya yang selalu sibuk. 15 tahun hidupnya selalu diwarnai dengan putih diatas kertas...