S I X T E E N🍃

1.3K 102 3
                                    



Terkadang kita lupa bahwa diatas masih ada langit dan dibawah tanah masih ada tanah. Kita hanya terus mengeluh kepada Tuhan, tanpa tahu bagaimana kehidupan yang dijalankan orang lain.



    Hari kembali berganti dan fajar terus kembali menyapa tanpa lelah menerobos gorden putih yang tidak bisa menutupi sinarnya, hingga membuat gadis yang sedang menenggelamkan dirinya dalam alam mimpi harus terbangun karna cahaya yang menerpa wajah cantiknya.

   Bella merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku lalu menatap jam digital yang berada atas nakas. Pukul 6.00 pagi! Bella benar-benar terlambat dibandingkan hari biasanya! Tidak! Bella bahkan tidak pernah bangun se terlambat hari ini meskipun hari libur, mungkin ia semua efek dari kerja rodinya digudang kemarin yang membuat seluruh badanya terasa sakit dan mengharuskan Bella mengistirahatkan tubuhnya dengan penuh.

   Bella berlari kerah kamar mandi lalu menyiapkan diri dengan secepat mungkin, karna setengah jam lagi makan pagi akan dimulai dan Bella tidak bisa membuat yang lain terlambat sarapan hanya karna dirinya yang telat. Bella sudah rapih dengan rok abu-abu sedikit diatas lutut dengan dipadukan dalaman berwarna pink yang sama dengan jaket yang dipakainya, lalu dipercantik dengan sepatu berwarna abu-abu yang terdapat goresan pink juga rambut panjang yang diikat setengah membiarkan sisanya terurai kebawah.

   Bella mengambil tas lalu berjalan kearah ruang makan yang benar saja semuanya sudah berada dimeja makan siap untuk sarapan pagi sebelum memulai aktifitas di hari yang sibuk. Bella duduk tepat disamping Nara dan segera dibuatkan roti dengan selesai kacang kesukaannya dan juga pelayan yang membawakan segelas susu putih hangat.

     Bella memasuki mobil Delvin terlebih dahulu sedangkan Delvin kembali ke kamarnya untuk mengambil buku bahasa Jerman yang tertinggal diatas meja belajarnya. Pintu pengemudi terbuka dan Delvin langsung menjalankan mobil putih miliknya menembus ramainya kota Jakarta di pagi hari.

"Hari ini aku ada pelajaran tambahan bahasa Jerman, kamu nunggu di mobil gak papa?" Tanya Delvin setelah sekian lama mereka terselimuti dengan keheningan.

    Bella menggukan kepalanya dan menjawab dengan santai, "Gak papa. Tapi nanti sebelum pembelajaran tambahan bisa kasih kunci mobilnya  sama aku? Biar aku gak nunggu diluar mobil, apalagi kalau cuaca terik, panas."

       Delvin tertawa mendengar ucapan Bella yang menyindirnya. Pasalnya pernah sekali Bella menunggu hampir satu jam diatas kap mobil dengan cuaca matahari yang sedang terik saat dirinya latihan voli dan lupa mengabari Bella kalau ia ada latihan mendadak. Bisa dibilang itu memang kesalahannya.

"Kamu nyindir aku?" Tanya Delvin bercanda.

    Bella mengangkat bahunya acuh dan menjawab dengan nada bercanda, "Kalau menurut Ka Delvin begitu, aku bisa apa?"

    Perjalan diisi dengan keduanya yang sesekali mengobrol hingga akhirnya Delvin memberhentikan mobil kesayangannya ditempat parkir sekolah yang dimana bertepatan dengan Adelio yang baru saja membuka helmnya, dan mereka kembali berjalan memasuki gedung sekolah.

   Merasa inferior. Entahlah mungkin Bella sudah terbiasa dengan tatapan kagum yang ditunjukkan kepada Delvin dan Adelio yang terlihat begitu cool dan juga tampan, dan tidak jarang juga tatapan iri dan sinis yang didapatkan Bella ketika bersama Delvin ataupun Adelio. Apakah mereka tidak lelah untuk menatap mereka seperti itu? Mungkin awalnya Bella merasa risih dan terkadang ia berjalan sedikit lambat dibandingkan Delvin dan Adelio akan tetapi Delvin memberitahunya bahwa ia tidak perlu memperdulikan apa yang orang lain pikirkan, karna mereka hanya bisa melihat tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.

MY BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang