F I F T Y T H E R E E🍃

743 63 1
                                    



Apapun yang bisa membuat kamu bahagia, aku selalu mendukungnya.



Delvin mengusap lembut punggung tangan Nara yang gemetar. "Semuanya akan baik-baik saja, Ma," ucap Delvin menenangkan Nara.

Nara menatap putra pertamanya dengan senyum dan mengangguk-angguk kepalanya. Dirinya yakin bagaimanapun semuanya akan baik-baik saja.

Galen menghentikan langkahnya yang menuruni anak tangga dan menatap putra pertamanya yang mencoba menenangkan Nara. Galen tidak bisa berbuat apapun selain hanya berdoa untuk keputusan terbaik yang akan mereka terima hari ini.

Galen kembali melanjutkan langkahnya menghampiri istrinya dan juga putra pertamanya. Galen mengecup lembut kening Nara dan berbisik bahwa semuanya akan berjalan dengan baik. Mungkin hanya kata itu yang dapat diberikan Galen karna bagaimanapun hak asuh Bella adalah keputusan hakim nantinya.

"Adelio?"

Delvin menatap Nara dan pantai dua tepat dimana kamar Adelio berada bergantian. "Adelio mungkin lagi gak enak badan, Ma," kata Delvin tersenyum kecil.

"Bagaimana kita bisa meninggalkan Adelio saat dia sedang sakit? Apa kita bisa tunda—"

"Adelio baik-baik saja, dia hanya butuh istirahat dan lebih baik kita berangkat sebelum telat," ujar Galen memotong perkataan Nara.

Delvin menghela nafas dan berjalan dibelakang kedua pasangan yang hari ini akan mengalami hal besar. Delvin tidak ada apa dengan Adelio. Adelio selalu mengurung diri atau pergi dan pulang larut malam. Saat mereka berlibur di Bali pun Adelio jarang sekali keluar dari vila untuk menghabiskan waktu liburannya. Bahkan hari inipun Delvin tahu bahwa Adelio tidak berada didalam kamarnya. Entah kemana Adelio pergi.

Delvin mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan untuk Adelio. Semoga saja Adelio membacanya. Setelah selesai Delvin memasukan ponselnya kedalam saku celana yang dipakainya dan masuk kedalam mobil yang dikendarai Galen sendiri.

Delvin memejamkan matanya erat. Setelah hari ini Delvin berharap bahwa dirinya bisa kembali melihat Bella berada di rumahnya. Dan mereka kembali bersama.

••••••••

Hari ini pemutusan hak asuh Bella. Lo dimana?

Adelio melempar asal ponselnya setelah membaca pesan Delvin dan kembali bermain biliar yang kini menjadi gilirannya. Persetanan dengan persidangan yang akan berlangsung hari ini.

"Santai aja, bro, mereka gak akan lari."

Adelio tidak memperdulikan tawa mengejek dari teman-temannya karna dirinya bermain dengan terburu-buru untuk memasukan bola berwarna warni.

"Anjing!" Umpat Adelio kesal dan melempar Pool Cue yang dipakainya asal.

Ketiga temannya menatap Adelio dengan pandangan bingung. Pertama kalinya mereka melihat Adelio meleset mengenai bola karna Pool Cue yang dipakainya tergelincir dari tangannya.

"Seharusnya kalau ada masalah Lo menyelesaikan masalah, bukan malah kabur-kabur an gak jelas."

"Bukan urusan Lo!" ucap Adelio menatap Gilang tajam.

Adelio masih menatap tajam Gilang yang baru saja masuk dengan membawa minuman kaleng ditangannya. Adelio merebut minuman kaleng milik Gilang dan meminumnya dengan sekali teguk. Tidak perduli minuman kaleng itu bukan miliknya.

"Anjir! Itu minuman soda, bro," ucap Gilang panik ketika Adelio melemparkan kaleng minuman yang dibawanya.

Adelio mengambil jaketnya dan menyerahkan ATM pada Gilang yang ditangkap olehnya, Adelio berjalan meninggalkan ruang biliar yang sudah lima hari ini selalu Adelio gue akan untuk melepaskan kegundahannya.

MY BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang