F I F T Y F I V E🍃

845 57 2
                                    



Seburuk apapun dunia memandang kamu, kamu memiliki aku yang akan selalu siap menjadi perisai yang melindungi kamu.



     Bella menghentikan langkahnya menatap sosok Adelio yang menjulang tinggi dihadapannya. Keduanya tidak ada yang membuka suara sama sekali hanya menatap satu sama lain dalam diam. Bella tidak tahu harus mengatakan apa untuk memulai percakapan dan Adelio juga tidak berniat untuk mengajaknya berbicara.

   Bella menundukkan kepalanya dan membuka suara ragu. "Ka Lio—"

"Aku pikir kamu akan memilih keluarga Wijaya."

   Bella mengangkat wajahnya menatap Adelio yang juga menatapnya. "Kenapa Ka Lio berpikir gitu?" tanya Bella tidak mengerti.

     Adelio menghela nafas dan membuang wajah kesamping tidak ingin menatap Bella. "Karna Kenan Kakak kandung kamu," jawab Adelio.

    Bella menggelengkan kepalanya dan langsung memeluk Adelio dengan erat. "Ka Lio dan Ka Delvin kan juga Kakak aku," ucap Bella dengan suara bergetar.

     Tubuh Adelio kaku menerima pelukan dan juga perkataan Bella yang  tidak dapat di prediksinya. Adelio membalas pelukan Bella dengan erat dan mengangguk-angguk kepalanya meskipun tahu bahwa Bella tidak bisa melihatnya.

    Benar, selama ini dirinya menginginkan mendengar kalimat tersebut dari Bella langsung. Kegelisahannya selama ini juga dikarenakan hal yang sama; apakah Bella menganggap dirinya sebagai seorang Kakak juga? Adelio tahu dirinya tidak tahu diri bahwa menginginkan Bella seutuhnya menjadi adiknya. Adelio kecewa saat tahu bahwa Kenan adalah Kakak kandung Bella, mengapa harus Kenan? Mengapa bukan dirinya? Adelio berpikir mungkin dirinya tidak layak untuk disebut sebagai seorang Kakak bagi Bella tapi dirinya sungguh-sungguh menyayangi Bella sebagai adik perempuannya. Adelio tidak pernah sekalipun merasakan memiliki tanggung jawab terhadap seseorang, tapi setelah Bella datang dirinya perlahan memiliki rasa tanggung jawab terhadap Bella. Bella adalah adiknya dan dirinya bertanggung jawab atas keselamatan dan juga kebahagiaan Bella.

     Adelio melepas pelukannya dan menyeka air mata Bella dengan lembut. "Mulai sekarang tidak ada siapapun di dunia ini yang bisa merebut tanggung jawab aku sebagai Kakak kamu," ucap Adelio sungguh-sungguh.

    Bella mengangguk-angguk kepalanya dengan senyum kecil. "Jangan pernah menyesal karna sebagai Kakak aku," ucap Bella bercanda.

   Keduanya tertawa pelan mendengar lelucon Bella.

"Gue butuh bicara berdua dengan Bella."

   Kedua kakak beradik itu menghentikan tawanya saat mendengar suara Kenan.

     Adelio menggenggam erat tangan Bella dan semua itu tidak luput dalam penglihatan Kenan. Kenan tersenyum kecut melihat bagaimana posisi mereka yang aneh. Bukankah terbalik? Dirinya seakan orang asing yang akan menyakiti sang adik dihadapan kakaknya.

"Gue kakak kandungnya kalau Lo lupa," ucap Kenan menatap Adelio sinis.

"Gue—"

"Aku butuh bicara sama Ka Kenan," instruksi Bella membuat Adelio menatap Bella tidak suka.

     Adelio menghela nafas dan mengangguk-angguk kepala. "Aku tunggu didepan."

    Bella mengangguk-angguk kepalanya sebagai jawaban dan Adelio berlalu setelah mendapatkan jawaban dari Bella.

      Kenan mendekati Bella dengan senyum kecil. "Coba ulur kan tangan kamu," pinta Kenan saat tiba dihadapan Bella.

    Bella mengerutkan keningnya bingung. Kenapa tiba-tiba Kenan memintanya mengulurkan tangan? Tapi Bella tetap melakukan permintaan  Kenan mengulurkan tangan kanannya.

MY BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang