•
•
•Jangan ragu dengan impian kamu, karna itu yang akan menentukan masa depan kamu selanjutnya.
•
•
•Adelio menghela nafas pasrah dan lebih memilih memejamkan matanya membiarkan kedua manusia yang sayangnya disebut saudara olehnya kini memperlakukannya layaknya orang gila.
"Selesai!" Teriak Bella dengan senang dan langsung berlari mengambilkan cermin diatas meja riasnya.
"Tunggu! Jangan kasih tau Lio dulu, ada yang kurang satu," Cegah Delvin ketika Bella ingin menunjukkan hasil karya mereka.
"Apaan lagi sih?" Tanya Adelio geram.
Ini semua berawal karna permainan gila yang membuatnya kalah! Adelio tidak akan pernah bermain stacko lagi! Mungkin tadi Adelio khilaf mengikuti permainan tersebut karna bedak sebagai hukumannya, akan tetapi setelah putaran ke tiga mereka- ralat hanya Delvin dan Bella yang dengan senang hati meminjam peralatan make up milik Nara yang menatap mereka dengan bingung.
Dan sialnya Adelio terus menerus kalah! Ini semua karna Delvin yang tidak memberikannya celah untuk menang! Adelio mendengus ketika Delvin menyuruhnya memejamkan mata dan segera dilakukannya, Adelio tidak ingin membuat permainan ini menjadi lebih lama lagi! Adelio akan selesai ketika mereka selesai menghias wajahnya.
Bella sontak tertawa keras melihat bagaimana mahakarya tangan Delvin mengukir wajah tampan Adelio! Benar-benar sempurna untuk dikatakan sebuah seni wajah! Bella menggelengkan kepalanya dan berjalan kearah belakang Adelio, mengapa dirinya tidak membuat maha karya untuk Adelio juga? Dirinya juga menang dalam permainan ini. Bella mengumpulkan rambut bagian depan Adelio lalu diikat yang menjadi satu, membuat Adelio semakin Agung untuk dijadikan sebuah karya Delvin dan Bella.
"Bagus," komentar Delvin setelah menjauhkan lipstik punya Nara dari wajah Adelio.
Bella kembali duduk didepan Adelio dan memberikan cermin kecil pada Adelio agar pria itu busa melihat bagaimana hebatnya karya tangan Bella dan juga Devin, atau bisa disebut karya tangan Delvin? Karna hanya Delvin yang mendominasi menghias wajah Adelio.
"Ini-" Adelio terdiam tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Sungguh benar-benar mengejutkan! Adelio tidak tahu bahwa Delvin memiliki bakat dalam seni yang begitu... buruk!
Delvin tertawa keras hingga sudut matanya sedikit berarti melihat bagaimana wajah Adelio yang begitu menghibur untuknya, Delvin tidak pernah menyangka bahwa dirinya berbakat sebagai make up art jauh dari kata profesional.
Bella yang sebelumnya hanya tertawa pelan karna tidak ingin membuat Adelio semakin meradang kini tidak bisa menahan tawanya, Bella benar-benar sudah tidak sanggup menahan tawa karna wajah Adelio dan juga tawa Delvin yang begitu lepas. Astaga dirinya benar-benar bahagia karna melihat bagaimana Adelio menjadi aneh.
"Boys! Grils! Kalian bisa- Astaga!" Nara yang baru saja masuk kedalam kamar Bella langsung terkejut.
Siapa yang membuat wajah putranya menjadi sejelek itu? Dahi yang dihiasi dengan mata yang dibuat oleh lipstik dan juga eyeliner serta lipstik berbentuk love di pipi dan di kedua sisinya terdapat eyeshadow berwarna hijau muda. Nara meringis melihat Adelio yang begitu pasrah terlebih dengan rambut yang diikat satu poninya dan juga leher terdapat pita serta gantungan kartu nama berwarna orange.
"Kalian berulah lagi?" Tanya nara lembut sambil menghampiri anak-anaknya.
"Enggak," Jawab Bella dan Delvin bersamaan.
"Apa yang enggak?! Kalian liat nih wajah tampan gue! Udah tertutupi karna kalian!" Ucap Adelio sambil menatap tajam Delvin dan Bella bergantian.
Nara menggelengkan kepalanya sambil membereskan make up nya yang berceceran di karpet, lalu bertanya pada Bella sambil menunjukkan make up yang ada ditangannya pada Bella, "Jadi ini yang kamu bilang penting, sayang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER [END]
Teen Fiction🍃[ SELESAI BELUM DI REVISI!!!] Arrabella tidak pernah mengharapkan memiliki seorang yang melindunginya dan selalu ada untuknya di saat ia butuhkan, selain Mamanya yang selalu sibuk. 15 tahun hidupnya selalu diwarnai dengan putih diatas kertas...