•
•
•Karna terkadang kita semua lupa bahagia bukan hanya tentang sesuatu yang besar.
•
•
•Bella menaruh ponselnya setelah berkirim pesan dengan Mama yang masih berada di luar kota karna ada urusan bisnis bersama dengan sang Papa. Bella menghela nafas bosan.
Hari Kamis besok sudah waktunya pembagian raport setelah itu akan libur untuk tahun baru, tanpa terasa waktu berlalu dengan begitu cepat. Sebenarnya hari ini dan dua hari kedepan memamg tidak ada jadwal apapun hanya sekedar absen saja, tapi meski begitu Bella malah berada dirumah sakit padahal dirinya sudah tidak sakit.
Bella menghela nafas kasar mengingat semalam dirinya dan kedua kakaknya bertengkar karna ia bosan berada disini sedangkan dirinya baik-baik saja. Bella mengerti kalau Delvin dan Adelio khawatir padanya tapi bukankah itu berlebihan? Mereka menahannya untuk tetap berada dirumah sakit sendirian.
Notifikasi pesan membuat Bella kembali fokus pada ponselnya. Kali ini Delvin yang mengirimnya pesan.
Nanti siang baru bisa nemenin kamu. Maaf ya. Ada yang mau kamu mau?
Bella berpikir sejenak untuk meminta apa pada Delvin tapi sayangnya tidak ada satu hal pun yang Bella inginkan. Bella tersenyum kecil membalas pesan Delvin.
Ada. Tolong buat aku keluar rumah sakit. Disini bosen :(
Delvin langsung membacanya tapi tidak membalasnya. Bella menunggu hingga menit ke tiga tapi Delvin sama sekali tidak membalas pesannya yang ada Delvin malah off.
Bella menghela nafas entah yang ke berapa saking bosannya berada seharian diatas ranjang rumah sakit. Bella benar-benar benci rumah sakit, kenapa pula dirinya harus berada dirumah sakit terus menerus?!
"Apa mukanya gak bisa santai?"
Bella terkejut bukan main ketika ada seseorang berada disampingnya. Sejak kapan Ia masuk? Bella sama sekali tidak menyadarinya. Apa karna dirinya terlalu sibuk dengan ponselnya?
"Kenapa Ka Kenan kesini?" Tanya Bella.
Kenan tidak langsung menjawab malah memberikan Bella bunga anggrek putih. Dan Bella tentu tidak dapat menolaknya. Bella mengucapkan terimakasih lalu menaruh bunga tersebut diatas nakas, kembali menatap Kenan.
Kenan tersenyum kecil. "Kalau ada seseorang yang sakit apa gak boleh dijenguk?"
"Boleh sih, tapi giman Ka Kenan tahu aku dikamar ini?"
Kenan menatap Bella memincing, sebenarnya apa yang dialami gadis ini hingga rasanya ia terlihat begitu bodoh. "Kamu itu ke bentur apa sih? Ya sekarang ini kita ada di zaman apa? Memang di rumah sakit gak ada resepsionis?"
"Oh iya lupa." Bella tersenyum kecil membuat Kenan menggelengkan kepalanya.
"Apa gak bosen dikamar terus?" Tanya Kenan membuat Bella lagi-lagi merasa kesal sendiri.
"Enggak seru, kok," jawab Bella dengan senyum.
Bella mengubah ekspresinya menjadi cemberut dan menghela nafas kasar. Apa kenan tidak bisa melihat ekspresi wajahnya sebelum masuk kedalam? Apalah ekspresi sebelumnya Ia menunjukan rasa senang?
Kenan tersenyum kecil dan meninggalkan kamar Bella tanpa berbicara dengan Bella, membuat gadis berambut kecoklatan itu menatap bingung Kenan yang tiba-tiba datang lalu tiba-tina pergi.
"Aneh," gerutu Bella kesal. Bella membaringkan tubuhnya dengan kasar dan menutup dirinya dengan selimut tanpa terlihat apapun.
Suara pintu terbuka tidak membuat Bella berniat membuka selimutnya sedikitpun. Sudah dapat ditebak itu siapa kalau bukan Delvin ya Adelio, memangnya siapa lagi? Bella sedang marah dengan kedua kakaknya itu. Bagaimanapun Bella tidak ingin berbicara dengan keduanya! Tidak akan sebelum dirinya keluar dari rumah sakit ini! Bella benci rumah sakit padahal dirinya tidak sakit. Harrison sialan!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER [END]
Teen Fiction🍃[ SELESAI BELUM DI REVISI!!!] Arrabella tidak pernah mengharapkan memiliki seorang yang melindunginya dan selalu ada untuknya di saat ia butuhkan, selain Mamanya yang selalu sibuk. 15 tahun hidupnya selalu diwarnai dengan putih diatas kertas...