•
•
•Terkadang seseorang butuh mimpi untuk membuat ia sadar apa itu kenyataan.
•
•
•Suara tawa lepas dari sekerumunan anak kecil ikut membuat Bella tertawa ketika mendengarnya.
Di hari Minggu yang cerah ini memang seluruh keluarga Harrison berkumpul dan mengadakan acara piknik setelah melepas penat, terlebih mereka baru saja menyelesaikan ulangan. Hana— sepupu dari Adelio dan Delvin menangis kencang membuat seluruh perhatian tertuju pada bocah berusia 4 tahun tersebut. Hana menangis kencang karna mainannya direbut Hari— kakak kembarnya yang kini malah tertawa senang sambil memainkan mainan yang direbutnya tanpa rasa bersalah, memang dasar anak kecil.
Bella menerima jus jambu yang diberikan Wulan padanya lalu meminumnya dengan sekali tegukan karna rasa peras yang menyerang lidahnya. Wulan adalah istri dari Michel adik Galen yang terpaut tujuh tahun dibawahnya. Bella juga baru mengetahui jika Galen memiliki adik karna ini pertama kalinya keluarga besar Harrison berkumpul bersama, karna biasanya hari minggu hanya dihabiskan oleh keluarga kecil Galen bukan keluarga besar Harrison.
Setiap tiga sampai empat bulan memang sesekali keluarga Harrison mengadakan kumpul keluarga bersama, dan Bella juga baru mengetahuinya hari ini. Bella memang tidak mengenal keluarga besar Harrison, karna selain saat empat bulan yang lalu Nara dan Galen menikah Bella hanya menghadiri acara sebentar saja dan sisanya ia lakukan untuk beristirahat didalam kamar hotel. Saat itu dirinya masih bimbang dengan keputusan yang diambil Nara, Bella hanya takut bahwa Nara akan tersakiti, sama seperti dirinya yang menanyakan siapa Papa kandungnya. Bukan sekali dua kali Bella bertanya bagaimana wajah Papa kandungnya saat kecil dan pada saat itu juga Nara selalu menjawab dengan tersenyum yang membuat Bella merasa bersalah.
"Bagaimana ulangan kalian kemarin?" Tanya Wulan memulai pembicaraan ketika keponakannya duduk bersamanya.
"Lancar, gak tau Adelio," Jawab Delvin.
Adelio menatap bingung Delvin. Apa maksudnya menjawab dengan gak tau Adelio? Maksudnya Adelio kesulitan dengan ulangan kemarin? Adelio menatap tajam Delvin dan melayangkan protesan nya, "Apa-apaan! Bohong Ka Delvin Tan! Kalau aku gak bisa ulangan gak mungkin aku jadi juara satu terus di kelas!"
Wulan tertawa melihat tingkah Delvin dan Adelio yang selalu sama, sama-sama tidak mau mengalah dan keras kepala tapi saling menyayangi. "Kamu gak juara satu dari belakang kan, Lio?" tanya Wulan menatap jahil keponakannya.
"Ya enggak lah! Kapan aku juara satu dari belakang?" ucap Adelio dengan nada kesal.
"Lupa? Kamu pernah juara satu dari belakang saat kelas lima SD," ucap Wulan dan bertos bersama Delvin lalu tertawa.
Adelio merasakan wajahnya yang memerah karna digoda oleh Wulan dan juga Delvin dihadapkan seluruh keluarga. Hey! Itu cerita lama! Saat itu dirinya sangat menyukai game hingga lupa belajar dan mengisi asal-asalkan semua ulangan. Ah, seharusnya ia tidak mempertemukan Delvin dan Wulan bersama, karna saat keduanya bersama maka dapat dipastikan Adelio yang akan menjadi korban kejahilan keduanya, bukan hanya sekali dua kali ia mengalaminya tapi sudah sering kali. Entah mengapa Wulan dan Delvin sepertinya sangat-sangat suka menindasnya.
"Kalau kamu bagaimana, Bella?" Tanya Wulan dan mengalihkan pandangan menatap Bella. Dirinya merasa kasihan dengan Adelio yang mukanya sudah memerah entah menahan malu atau emosi.
"Lancar, Tan," Jawab Bella.
"Lain kali sering-sering main kesini, Tante kadang kesepian kalau anak-anak ikut Papanya kerja," Wulan menjeda ucapannya dan beralih menatap Delvin dan Adelio bergantian. "Apalagi Tante punya keponakan laki-laki yang tidak pernah datang kesini. Datang saat-saat tertentu saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/227689712-288-k558832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER [END]
Ficção Adolescente🍃[ SELESAI BELUM DI REVISI!!!] Arrabella tidak pernah mengharapkan memiliki seorang yang melindunginya dan selalu ada untuknya di saat ia butuhkan, selain Mamanya yang selalu sibuk. 15 tahun hidupnya selalu diwarnai dengan putih diatas kertas...