10 ♡ Alam Bawah Sadar🕊

3.9K 348 22
                                    

“Sangat sulit untuk memaafkan jika luka sudah terlanjur mendominasi. ”

SIAPKAN TISU!

SIAPKAN TISU!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




“LENA?!” teriak Bagas. Ya, lelaki itu kini berada di ruangan yang Alleta tunjukan usai ketukan pintu belakang membuyarkan Alleta.

Shut! Bagas, jangan berisik! Nanti mama gue tahu,” ucap Alleta berbisik sekecil mungkin agar Nadin tak mendengarnya. Bagas paham, ia langsung meraih gadis cantik yang sudah tak sadarkan diri itu.

“Lebih baik Bagas bawa Lena ke rumah sakit, nanti Al izin keluar sama mama supaya mama gak curiga.” Bagas mengangguk, ia bergegas membopong gadis itu menuju mobilnya.

“Al titip Lena sama Bagas, ya, semoga Lena gak kenapa-kenapa,” ucap Alleta di akhir kalimat sebelum lelaki itu benar-benar pergi dari pandangannya.

Saat hendak memakaikan sabuk pengaman untuk Allena, mata Bagas terhenti sejenak pada—kening Allena?

“Astaga, darah?!” ucap lelaki itu karena baru mengamati kening Allena yang sedari tadi terhalang oleh rambut panjangnya. Seketika matanya menahan air mata yang  masih enggan untuk keluar.

Bagas menatap lekat wajah cantik gadis itu. Khawatir tentu saja, pasalnya meskipun belum ada kejelasan atas hubungan mereka berdua namun, Bagas yakin bahwa Allena pun merasakan hal yang sama.

“Len, lo kuat, Len, jangan buat gue khawatir gini.” Bagas menatap gadis itu sendu. Tangan kirinya terulur untuk meraih tangan gadis itu, mengusapnya pelan dengan penuh perasaan, sedangkan tangan kanannya masih terletak di stir mobil itu.

“Jangan sakit, Len.” Bagas tak bisa menahannya lagi, cairan bening itu perlahan lolos tanpa seorang pun yang melihatnya.

Sesampainya di rumah sakit, Bagas langsung membawanya menuju ruang IGD, ia sendirilah yang membaringkan gadis itu ke brankar, sambil membantu mendorong brankar itu dengan beberapa perawat, harapnya masih sama, berharap tak terjadi apa-apa pada gadis ini.

“Len, bertahan! Lo harus bangun lagi, lo harus jadi cewek kuat, lo gak boleh lemah! Kuat ya, Len,” gumam Bagas saat melihat ruang IGD itu tertutup rapat.

Selang sepuluh menit, Alleta datang dengan wajahnya yang benar-benar panik. Mungkin hingga kini Allena belum sepenuhnya percaya namun, Bagas sadar bahwa yang Alleta lakukan tulus untuk Allena. Saudari kembar Allena itu benar-benar menyadari kesalahannya. Meskipun begitu, memang sangat sulit untuk memaafkan jika luka sudah terlanjur mendominasi.

“Bagas, gimana Lena?!” ucap Alleta sambil menghampiri lelaki yang sedang bersandar di dekat ruang IGD itu sambil mengusap wajahnya.

“Lena masih ditangani. Gue rasa benturan di kepala Lena gak ringan, buktinya sampai berdarah gitu,” ujar Bagas.

RAPUH! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang