"GUE NGGAK NYELAKAIN ALEX!!!" teriak Bara membela diri.
"Tapi karena dia ngejar lo, dia kecelakaan Bar! ALEX KECELAKAAN!!!"
Air mata Lara sudah jatuh ke pipinya. Lara rasanya ingin berlari menghampiri David dan menanyakan tentang keadaan Alex. Tapi, Lara tahu jika itu terjadi maka Bara pasti akan terus berusaha semakin menjauhkannya dengan keluarganya.
Lara berbalik arah dan kembali ke kamar. Lara terisak dan menangis sambil mencengkram selimut.
"Hiks... hiks... Bang Alex hiks... L-lara pengin ketemuuu, huwaaa."
"L-lara pengin hiks... Bang Alex hiks... hiks..."
Di lantai bawah, Bara dan David masih saja berseteru. Mereka sama-sama tidak mau salah dan keras kepala.
"Lo bajingan, Bar!" sumpah serapah David ke Bara.
"Jaga mulut lo, Vid!"
"Apa, huh? Apa?!!" seru David menantang. "Bener kan omongan gue, lo itu emang bajingan Bar! Pantes Lara benci sama lo--"
Bugh!
Bugh!
Spontan Bara langsung meninju rahang dan bahu David hingga David mundur beberapa langkah.
Bugh!
Satu tendangan keras dari Bara mengenai perut David. "Gue ngga suka jika ada orang yang ganggu kehidupan gue. Termasuk lo Dav!"
Bara menarik kerah David dan menatapnya tajam. "Pergi dari sini, sebelum gue bener-bener bunuh lo, Vid!"
David mendorong tubuh Bara hingga mundur, lalu merapihkan kerah bajunya. "Gue nggak sudi punya temen kayak lo lagi, Bar!"
David keluar dari rumah itu. Berjalan dengan langkah tegap dan memasuki mobil langsung mencap gas pergi dari sana.
Bara menarik nafas panjang berusaha menenangkan pikirannya. Setelah di rasa cukup tenang, Bara berjalan ke arah tangga menuju kamar Lara.
Cklek~
Bara tersenyum melihat Lara yang tertidur dengan lelap. Bara mendekat dan mengecup kening Lara.
Cup
"Kamu ngga boleh pergi," Bara kembali berdiri dengan tegak lalu berjalan ke arah kamar mandi. Hari in, Bara merasa benar-benar lelah.