Chap 61. Bara

6.2K 342 263
                                    

Part yang cukup panjang, 1563 kata.

Baca perlahan-lahan, pahami setiap kata yang teruntai dalam sebuah kalimat yang panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca perlahan-lahan, pahami setiap kata yang teruntai dalam sebuah kalimat yang panjang.

(I hope, you guys play the song above)
¹Aku berharap, kalian memutar lagu diatas.

♪ 𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏-𝑺𝒉𝒂𝒏𝒏𝒂 𝑺𝒉𝒂𝒏𝒏𝒐𝒏

-✍︎-

Hari kini telah berganti, tapi Bara tetap berdiri disini. Disebuah jalanan ditengah kota berdekatan dengan pemakaman umum. Ada seseorang yang sedang ia tunggu.

Jalan yang tidak terlalu besar ini terkesan sepi, hanya terdapat beberapa orang-orang bersepeda dan berjalan untuk olahraga. Bara tetap acuh, walau banyak pasang mata yang menatapnya.

Lelah berdiri, Bara kini duduk di sebuah bangku keras berbahan semen itu. Kakinya terus bergerak, gusar menunggu.

Terhitung sudah satu Minggu lebih Bara terus menerus berada di tempat yang sama. Pergi dari dini hari sebelum matahari menampakkan dirinya hingga bulan yang menggantikan. Tapi tetap sama, orang itu belum juga tiba.

"Kamu kemana sih Ra?" gumam Bara menunduk.

Bara hanya terdiam tidak berbuat apa-apa. Hanya terus kembali ke tempat yang sama dan dengan alasan yang sama pula.

Hingga tidak terasa, sudah satu bulan lebih Bara menunggu. Lelah, pasti Bara rasakan tapi tekadnya untuk bertemu lebih besar. Tapi, sepertinya ini bukanlah hari keberuntungan miliknya. Orang itu tetap tidak datang menemuinya.

"Kamu bohong, Ra."

Bara menatap awan bergelung hitam tanpa bintang maupun bulan. Mendung, awan kelabu pada malam hari membuat suasana kian terasa dingin.

"Huftt," Bara menarik napasnya dalam-dalam, lelah dengan keadaan.

Hujan mulai turun, menumpahkan air yang kian tak terbendung. Bara tidak bergeming dari tempatnya walau sekujur tubuhnya kini telah basah.

Mata Bara terpejam, "Lara please," gumam Bara tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Pria berjaket hitam itu menunduk dalam diam, kakinya berat untuk melangkah. Tapi, hatinya mengatakan untuk lari.

Bara sudah lelah.

Dengan berat, Bara mulai melangkahkan kakinya. Sudah cukup untuk hari ini, besok dia akan datang kembali di tempat yang sama dan untuk alasan yang sama.

Baralara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang