Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
!!NOTES!!
1. Dalam cerita ini aku menggambarkan tokoh 'Lara' dengan sifat yang Childish atau kekanak-kanakan.
Jadi, aku berharap kalian memahami karakter tersebut yang mungkin terkesan cengeng, manja, dan dalam tanda kutip sedikit menye-menye. Karena, memang itulah karakter yang akan aku tanamkan kepada 'Lara' di part seterusnya.
2. Dalam cerita ini mengandung unsur Kekerasan fisik dan mental serta lainnya.
3. Cerita ini Belum direvisi! Jadi, aku minta tolong kalian mengerti tentang beberapa kesalahan dan typo ketika membaca.
Sekali lagi, bijak-bijaklah dalam membaca dan memahami beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru.
Langit itu, kini telah gelap. Di dampingi bintang dan sinar rembulan. Hujan sudah reda tiga jam lalu. Hawa dingin menusuk begitu terasa. Semakin menambah suasana mencekam. Di tambah, jalanan yang sepi dengan minim pencahayaan.
Kaki yang terbalut sneakers putih itu terus melangkah dengan gontai. Surai hitam kecokelatam panjang tergerai indah. Rok jeans pendek perpadukan dengan kaos putih lengan pendek melekat pas di tubuh ramping gadis yang bernama lengkap Clara Rain itu.
Gadis itu terhenti langkahnya ketika satu meter lagi berada di pertikungan jalan. Hatinya bergemuruh tidak enak merasa ada yang janggal dari belakang.
"Selalu seperti ini!" gumamnya sebal kembali merasa ada yang mengawasinya.
Dengan cepat dirinya membalikkan badan, mencoba melihat siapa yang mengawasinya selama ini. Tapi, tidak ada apa-apa dan siapa-siapa.
"Ck, siapa sih yang selalu ngikutin Lara? Lara itu takut!" katanya sedikit berteriak.
Sudah hampir dua tahun ini, gadis yang memanggil dirinya Lara itu merasa ada yang selalu mengikuti dan mengawasinya. Setiap hari, setiap waktu dan setiap saat.
"..."
Tidak ada jawaban atau sahutan apa pun. Hanya diam sunyi dan cahaya remang-remang di jalanan. Lara menggeleng pelan kembali berjalan, namun sedikit berlari kecil agar cepat sampai di rumah.