"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
-
-
--✍︎-
"Kamu tau darimana sayang?" tanya Winda. Padahal, dia sudah menutup rapat-rapat soal ini. Winda hanya tidak ingin, membuat Lara semakin sedih.
"Jawab aja Mami!" desak Lara.
"Ya. Kamu memang punya kakak laki-laki."
Mata Lara berkaca-kaca. Bibirnya sedikit terukir sebuah senyum. "B-berarti, Lara punya kakak! Lara beneran punya kakak!"
Winda hanya tersenyum. "Sekarang kakak kemana, Mami? Lara pengin ketemuu."
"Mami juga nggak tau. Mami cuman bisa berdoa, semoga kakak kamu cepet ketemu sama kita!"
Lara kembali memeluk Winda. "Nama kakaknya Lara siapa mami?"
"Alexio Raksa Wilson."
-✍︎-
"Belajar yang pinter! Jangan ngelirik ataupun bicara sama cowok lain. Awas aja kalau ketahuan, aku hukum kamu!" kata Bara mengacak rambut coklat Lara dengan gemas.
"Ck! Katanya mau berubah, kok tetep aja sih?!" cibir Lara.
"Biarin." jawab Bara enteng. "Inget kata aku tadi, jangan pernah berinteraksi sama cowok lain!"
Lara mengangguk. "Iya! Bara juga harus semangat ngantornya!"
"Iya!"
Lara menggigit bagian dalam bibirnya. Merasa gugup. "Emm, Bara?"
"Hm?"
Cup
"Lara sayang Bara!" ujar Lara setelah mengecup pipi Bara, dan hendak melangkah kabur karena saat ini dia merasa malu.
"Eitss! Mau kemana, hmm?"
"A-anu Lara ma-mau ke kelas. Iya! Soalnya kelasnya mau dimulai."
Bara menarik tubuh Lara agar duduk di pangkuannya. "Bukankah kelas mu dimulai sepuluh menit lagi?"
Lara mencibikkan bibirnya. Percuma bohong kepada Bara, Lara pasti akan ketahuan. "Kalau iya emang kenapa?"
Kedua tangan Bara berada di pinggang Lara. Menarik kedalam pelukannya. "Mau meluk kamu."
Blushh
Wajah Lara pasti sudah semerah tomat. Ingin rasanya, Lara tenggelam di rawa-rawa. Setelah lima menit Bara melepas pelukannya, menata tatanan rambut Lara yang tadi sempat berantakan karena Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baralara [END]
Teen Fiction"𝚈𝚘𝚞 𝙲𝚕𝚊𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚒𝚗. 𝙾𝚗𝚕𝚢 𝚖𝚒𝚗𝚎, 𝙱𝚊𝚛𝚊 𝚇𝚊𝚟𝚒𝚎𝚛!" "𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂." ••• Lara hanyalah gadis lugu yang childish. Dia tidak pernah bermimpi a...