Chap 23. Very Different

10.1K 675 13
                                    

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
-
-
-

-✍︎-

Lara dengan tergesa-gesa memeluk tubuh atletis sang pacar. Menumpahkan tangis dan kesalnya dalam dekapan hangat Bara.

"Hiks... Bara jahat! Hiks... kenapa nggak ngabarin L-lara?" oceh Lara dengan memukul ringan dada bidang Bara. Menumpahkan semua unek-unek dan kerinduan yang dia pendam sendirian.

Bara memejamkan matanya dengan nafas yang memburu. Tangan Bara terangkat hendak mengelus punggung gadisnya itu. Namun, lagi-lagi rasa balas dendam Bara mencuat memilih mengurungkan niatnya. Tangannya kembali ke bawah mengurungkan niatnya untuk menenangkan Lara.

"Hiks... Kenapa Bara hiks... jauhin Lara? L-lara salah hiks... apa?" tanya Lara sesenggukan.

Bara tidak menjawab, laki-laki itu justru menarik pergelangan tangan Lara. Berjalan menaiki tangga menuju suatu ruangan.

"Bara sakitt," lirih Lara karena cekalan tangan Bara begitu kuat hingga membekas kemerahan.

Bara melepaskan cekalan tangannya kasar. Dua orang itu kini sudah berada di dalam ruangan yang sepertinya adalah sebuah kamar.

"Bara kenapa?" cicit Lara merasa aneh dengan sifat Bara yang tiba-tiba berubah.

Bara menatap tajam manik mata indah gadis di depannya. Tangannya mengepal kuat dengan nafas yang memburu meredam amarah yang bisa saja membuncah.

"INI SEMUA KARNA LO! KARNA KELUARGA LO!!" bentak Bara dengan nada yang tinggi.

Mata Lara mulai berkaca-kaca dan usapkan semakin mengalun. "Hiks... ma-maksud hiks... B-bara ap--"

"Karna.keluarga.sialan.lo itu, GUE KEHILANGAN SEGALANYA!!!" bentak Bara mencengkram kuat dagu Lara hingga terasa kuku-kuku Bara menancap sempurna.

Lara memejamkan matanya, takut menatap wajah Bara yang terlihat sangat emosi. "Hiks... hiks..."

Hati Bara tiba-tiba berdesir hebat melihat gadis yang ia cintai itu memejam takut dan isak tangis yang terus teralun. Tubuh Lara bergetar hebat dengan nafas kembang-kempis.

Bara melepaskan cengkramannya di dagu Lara. Dengan gerakan cepat, tubuh mungil Lara di tarik kedalam pelukan nyaman milik Bara. Tangisan Lara semakin mengeras dengan erangan seperti anak kecil.

"Hiks... arrghh... huwaaa!!!" tangis Lara semakin keras memeluk erat tubuh kekar pacarnya. Kata-kata Bara tadi terasa menyakitkan di ulu hati.

Bara mengelus pelan punggung Lara lembut. Berusaha menenangkan gadis lugu di dekapannya. Bara lemah! Bara lemah jika berurusan dengan Lara.

"Hiks... huhuhu..." dada bidang Bara kini telah basah karena air mata dan ingus dari Lara.

Baralara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang